Mohon tunggu...
Pragenty Ritna
Pragenty Ritna Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Sedang belajar menuangkan ide,pendapat & mimpi melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kelelawar & Integritas

7 April 2011   01:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:03 1596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13021413001363588332

Tidak ada batasan untuk belajar, tidak ada batasan waktu, tempat ataupun objek yang akan dipelajari. Kapan pun, dimanapun & dari objek apapun kita bisa belajar. Termasuk pagi ini, saya belajar dari kisah Kelelawar,,,, Kelelawar??? Belajar apa dari kelelawar?? Belajar terbang?? Atau belajar bagaimana bergelantungan?? Atau malah belajar bagaimana bisa tidur di siang hari dan beraktivitas di malam hari??? Hhhhmmmm....... Boleh juga kalau mau belajar tentang hal2 ini, tapi... hari ini saya belajar tentang "INTEGRITAS" Bagaimana kelelawar mengajarkan tentang Integritas??? Penasaran??? Mau tahu??? Mari baca sama2 :-) Selamat membaca!!! **************************************************** Perang meletus di planet ini! Bukan perang Baratayuda! Bukan pula perang Teluk! Perang itu terjadi antara bangsa burung melawan bangsa binatang buas. Saat pertempuran fajar hari itu, burung-burung nyaris kalah. Lalu kelelawar melihat gelagat bahwa mereka akan kalah total. Ia menjauh dan bersembunyi di balik pohon, dan berdiam diri hingga pertempuran itu berakhir. Lalu binatang-binatang buas meninggalkan medan pertempuran, dan kelelawar ikut bergabung bersama mereka! Setelah beberapa saat para binatang buas itu saling bertanya, "Lho, bukankah kelelawar itu termasuk burung yang bertempur melawan kita?" Percakapan itu didengar kelelawar, ia pun berkata, "Oh, tidak. Aku termasuk bangsa kalian. Aku bukan bangsa burung. Apa kalian pernah melihat burung bergigi ganda? Kalian bisa periksa mulut burung-burung itu, pasti tidak ada yang bergigi ganda. Kalau kalian bisa menemukan seekor burung saja yang bergigi ganda, maka aku boleh kalian tuduh sebagai burung. Tapi, kalau tidak, itu artinya aku adalah sebangsa dengan kalian, binatang buas!" Binatang-binatang buas terdiam. Dibiarkanlah kelelawar hidup di perkampungan mereka. Perang sempat jeda, sampai akhirnya tiba-tiba bangsa burung menyerbu perkampungan binatang buas. Binatang-binatang buas itu kalang kabut. Pertempuran itu berlangsung tak lama. Kelelawar hanya menyaksikan pertempuran itu dari balik ranting-ranting pohon. Berakhirlah perang itu dengan kemenangan bangsa burung! Dan, kelelawar ikut pulang ke perkampungan bangsa burung. Saat para burung melihatnya, mereka menegur kelelawar,"Hai, kamu itu musuh kami. Kami melihat engkau bersama binatang buas itu dan ikut melawan kami!" "Tidak, kalian salah lihat!" kelelawar mengelak. "Aku ini bangsa kalian. Apa kalian buta dengan mengatakan aku sebagai binatang buas? Apakah kalian pernah melihat seekor binatang buas memiliki sayap? Temukan seekor yang bersayap, baru kalian bisa tuduh aku si binatang buas!" gertak kelelawar. Burung-burung tak lagi berkicau, mereka diam dan membiarkan kelelawar membuat sarangnya berdampingan dengan mereka. Tak ada perang yang tak berakhir! Pepatah itu ternyata berlaku untuk kedua bangsa binatang itu. Mereka berdamai dan sepakat mendirikan Persatuan Bangsa Binatang. Dalam sidang perdana PBB itu, mereka gunakan untuk membahas kelelawar. Setelah sekian banyak prajurit memberikan kesaksian, maka pimpinan sidang PBB berkesimpulan: "Jadi, kelelawar itu selalu berpindah-pindah pihak selama peperangan berlangsung? Siasat kelelawar itu benar-benar menunjukkan bahwa dia itu cacat moral, tercela sebagai binatang. Kelelawar tidak memiliki integritas!" Sidang PBB pun menjatuhkan vonis kepada kelelawar, "Hai, kelelawar, kami akan kenakan sanksi embargo kepadamu! Mulai sekarang kamu hanya boleh terbang pada malam hari. Kamu tidak akan pernah mempunyai teman, baik mereka yang terbang maupun yang berjalan!" Kelelawar pun tertunduk lesu meratapi nasibnya. Ia tidak pernah menyadari bahwa integritas itu merupakan kekayaan yang bisa dipakai untuk mengatasi kesulitan hidup ini. Sumber: http://baguserek.blogspot.com/2011/03/kisah-integritas-kelelawar.html#axzz1IhPZWxao ******************************************************** Bagaimana dengan kita??? Apa yang kita pikirkan tentang "INTEGRITAS"??? Sebenarnya arti kata Integritas itu sederhana,, "Kesesuaian antara apa yang kita katakan dan apa yang kita lakukan" Namun, ternyata memiliki Integritas tidak semudah mengucapkan arti dari kata ini. Mengapa hal ini terjadi??? Alasannya cuma satu: Terkadang kita takut dengan "Konsekuensi" yang akan kita terima bila kita menyatakan Integritas kita. Dari kisah ini, kelelawar takut akan penolakan, sehingga ia tidak bisa menentukan apakah ia bangsa burung ataukah bangsa binatang buas. Namun akhirnya kita bisa melihat ketidakmampuannya menyatakan Integritas inilah yang akhirnya membuat dia benar-benar ditolak. Konsekuensi untuk setiap kita tentunya berbeda-beda, namun apakah kita mau untuk tetap menyatakan Integritas itu??? Ataukah kita lebih memilih untuk berdiam diri dan terbawa arus karena tidak berani menanggung konsekuensi itu??? Ini hak kita untuk memilih. Selamat memilih :-) [caption id="attachment_100183" align="alignleft" width="442" caption="Sumber: Google"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun