Mohon tunggu...
Pragenty Ritna
Pragenty Ritna Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Sedang belajar menuangkan ide,pendapat & mimpi melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

"Untuk Apa Malu??"

14 April 2011   17:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:48 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1302802978176279523

Hari ini dapat pelajaran berharga dari Dosen Pembimbing tercinta :-).

[caption id="attachment_101704" align="alignleft" width="214" caption="Sumber: Google.com"][/caption] Tapi tenang saja, karena saya bukan orang yang egois (hehehehe...) saya akan membagikannya buat kita semua, semoga bermanfaat ^_^

Kamis, 14 April 2011, sekitar pukul 12.00 WITA

Mahasiswa  : "Ibu, kapan pastinya saya seminar?"

Dosen         : (Sambil membuka buku catatannya) "Tanggal 27 April, ini namamu & teman2 seminarmu"

Mahasiswa  : "Wah, artinya cuma saya dong yang seminar proposal Bu, yang lainnya seminar hasil" (Sambil menunjuk nama yang tertulis di buku itu satu per satu), "Mereka bertiga ini teman angkatan saya Bu, mereka sudah pada seminar hasil, dan yang satu ini junior saya Bu, dia juga sudah seminar hasil, aduh Bu saya malu-malu"

Dosen         : "Pilih mana,, malu atau coret namamu biar digantikan sama orang lain, bagaimana??"

Mahasiswa  : "Jangan Bu,, maksud saya bukan begitu,,, saya cuma merasa malu, hehehhe..."

Dosen         : "Kalau kamu malu, bagaimana dengan saya? Anak bimbingan saya dulu sekarang sudah jadi Profesor, sementara saya...., apa saya juga harus malu karena itu???  TIDAK!! Untuk apa malu, bagaimana pun saya punya kelebihan dari dia, umur saya lebih banyak dari dia (jawabnya dengan sangat santai)"

Mahasiswa  : "Iya juga ya Bu,,hehehe... Kalau begitu tidak apa-apalah Bu, biar saya seminar tanggal 27 saja" :-)

Saya merasa sangat bersyukur bisa mendengar langsung percakapan ini. Menurut saya beliau sangat bijak, kata-kata yang sederhana yang disampaikannya dengan santai itu, punya makna yang sangat dalam.

Terkadang kita seperti ini, merasa "malu" atau tidak PD dengan apa yang kita punya karena kita selalu membandingkannya dengan orang lain, (hal ini berbeda bila kita menjadikan apa yang sudah dicapai orang lain untuk memberikan motivasi bagi diri sendiri, bukan membandingkannya). Sadar atau tidak, sikap ini malah menjadi "tekanan" tersendiri buat kita yang akhirnya membuat kita tidak bisa berkembang karena selalu berada dibawah “bayang-banyang” keberhasilan orang lain,, selalu berpikir "nanti apa kata mereka???", padahal belum tentu mereka berpikir seperti itu kan??? (bisa saja ini hanya pikiran kita) :-)

Seperti yang dosen saya bilang: "Saya kan punya kelebihan dibandingkan dia", seharusnya kita juga berpikir seperti ini, dari pada sibuk memikirkan “aduh, saya malu, nanti apa kata mereka??”mengapa kita tidak mencoba mencaritahu apa kelebihan kita, belajar bersyukur untuk setiap kelebihan kita itu dan berhenti membandingkannya dengan orang lain.

Untuk apa malu dengan apa yang belum kita punya??

Untuk apa malu karena kita tidak seperti orang lain??

Sampai kapan kita akan terus membandingkan diri kita dengan orang lain??

Berhentilah untuk “malu” dengan apa yang belum kita punya

dan mulailah “bangga” dengan apa yang sudah kita punya :-)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun