Mohon tunggu...
Prafasta Vika Agustina
Prafasta Vika Agustina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Perbankan syariah UIN K.H. ABDURRAHMAN WAHID PEKALONGAN

menulis

Selanjutnya

Tutup

Financial

Nilai Tukar: Antara Manipulasi dan Ketidakberdayaan?

20 Juni 2024   14:00 Diperbarui: 20 Juni 2024   14:12 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Di tengah gejolak ekonomi global dan domestik, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjadi sorotan utama. Fluktuasinya mencerminkan berbagai faktor, mulai dari kondisi ekonomi domestik hingga dinamika global. 

Fluktuasi nilai tukar yang signifikan telah memicu kekhawatiran di berbagai sektor, mulai dari pelaku usaha hingga masyarakat awam.  Namun, di balik tekanan tersebut, muncul pertanyaan yang menggelitik: Apakah nilai tukar benar-benar murni ditentukan oleh kekuatan pasar, ataukah ada tangan-tangan tersembunyi yang memanipulasinya?

Di satu sisi, teori ekonomi klasik menyatakan bahwa nilai tukar ditentukan oleh hukum penawaran dan permintaan. Ketika permintaan terhadap mata uang suatu negara meningkat, nilainya pun akan naik. Sebaliknya, jika permintaan menurun, nilai pun akan turun. Faktor-faktor seperti neraca perdagangan, aliran modal, dan tingkat suku bunga berperan penting dalam menentukan penawaran dan permintaan ini.

Namun, kenyataan di lapangan seringkali tidak sejalan dengan teori. Fluktuasi nilai tukar terkadang terlihat tidak logis dan bahkan bertentangan dengan indikator ekonomi fundamental. Hal ini menimbulkan kesan bahwa ada pihak-pihak tertentu yang mencoba memanipulasi nilai tukar untuk keuntungan mereka sendiri.

Tuduhan manipulasi nilai tukar kerap dilontarkan oleh berbagai pihak, terutama ketika nilai tukar rupiah melemah. Manipulasi nilai tukar dilakukan dengan berbagai cara, seperti Bank Sentral bermaksud melakukan intervensi pasar valas secara berlebihan untuk menjaga nilai tukar tetap stabil. 

Hal ini dapat mengganggu mekanisme pasar dan menimbulkan distorsi ekonomi. Kebijakan fiskal dan moneter yang tidak tepat, seperti defisit fiskal yang tinggi atau suku bunga yang terlalu rendah, juga dapat membuat mata uang suatu negara menjadi kurang menarik, sehingga berkurangnya melemah. 

Dan yang terakhir adalah Tekanan politik dan ekonomi. Negara-negara besar dengan kekuatan ekonomi yang kuat dapat menekan negara-negara kecil untuk memanipulasi nilai tukar mereka demi keuntungan ekonomi sendiri.

Dampak ini bisa positif dan negatif. Dampak positifnya meliputi peningkatan daya saing ekspor, menarik investasi asing, dan menjaga stabilitas harga. Namun, manipulasi juga dapat menimbulkan ketidakstabilan perekonomian, merugikan sektor impor, memperparah ketimpangan, dan memicu ketegangan internasional.

Di era globalisasi yang penuh dinamika, nilai tukar terus berfluktuasi, dipengaruhi oleh berbagai faktor yang kompleks. Dalam situasi ini, penting untuk mencari keseimbangan antara kebebasan pasar dan stabilitas ekonomi.

Bank Sentral memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas nilai tukar melalui intervensi di pasar valas. Namun intervensi ini harus dilakukan dengan hati-hati dan transparan untuk menghindari manipulasi yang tidak adil.

Pemerintah juga perlu mengambil langkah-langkah untuk memperkuat fundamental ekonomi domestik, seperti meningkatkan daya saing produk ekspor, diversifikasi ekonomi, dan menjaga disiplin fiskal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun