Pernah melihat pedagang asongan di pinggir jalan ?? Pernah mengamati siapa saja pembelinya ?
Iseng-iseng di tengah rutinitas kemacetan pagi, berapa hari ini kuperhatikan pedagang asongan di daerah Grogol. Usia mereka dari anak-anak sampai kakek-kakek, dengan bermacam-macam barang jualannya mulai dari obat sampai rokok, dari jepit rambut sampai handuk kecil.
Hmmm.... sekarang mengamati pembelinya. Beberapa kali terjadi transaksi air kemasan 1,5L dan rokok ke sopir dan kernek truk, serta sopir angkot dan mikrolet. Tissue dan permen dibeli karyawati-karyawati penumpang angkot dan pejalan kaki, peniti dibeli ibu-ibu penumpang angkot juga.
Iseng kutanya harga ke salah satu pedagang asongan;
- air kemasan 1,5L Rp. 5.000 - Rp. 6.000 ;Â harga supermarket hanya Rp. 3.500,-an saja
- permen H**** Rp. 2.000,-; harga supermarket hanya Rp. 1.250,- an saja
-Â tissue T**** kecil Rp. 1.500,-; tissu besar Rp. 2.000,-; harga supermarket tissue kecil hanya Rp. 850,- dan tissue besar Rp. 1.500,-
-Â rokok D****Â per batang Rp. 1.500,-; harga supermarket kemasan isi 12 Rp. 10.000,-an saja
Kesimpulannya ??  WAHHH... MAHALLLL!! Bisa sampai di atas 50% lebih mahal dari harga supermarket. Mengapa para sopir & kernek tetap mau membeli dengan harga begitu tinggi ?? Bukankah itu juga pemborosan ??
Pagi tadi, sesampai di depan kantor, kulihat seorang satpam gedung tengah membeli rokok pada pedagang asongan, jadi kudekati dan kujejeri langkahnya.  Maka terjadilah dialog berikut :
"Udah bebas tugas, pak ?" sapaku basa basi padanya