"Sekolah kak, kelas 3 SD.."
Aku menghela nafas, teringat anak semata wayang yang juga kelas 3 SD. Jumat sore, jadwalnya sedang mengikuti les biola..
Sejenak kualihkan padanganku darinya.. kulihat jalan layang yang berdiri kokoh di depanku, jejeran iklan di sepanjang jalan; handphone 3Gs, mobil terbaru, diskon restoran, perumahan elite...., dan sederetan mobil mewah yang terjebak macet di hadapanku..
Kelahiran adalah takdir, orang tua tidak dapat dipilih... Aku mendongak, payungnya bocor... air hujan menimpa wajahku, bersatu dengan air mataku.
"Dek, terima kasih ya.. Kakak mau naik angkot itu saja," kataku. Kusisipkan uang taksiku ke tangan mungilnya, memang tidak akan banyak membantu, hanya kucoba berbela rasa denganya..
Kukejar bis kota yang menepi sambil menyisipkan doa untuknya.....
_____________
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H