Surakarta, 31 Desember 2024 - Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta telah berhasil menyelenggarakan acara Akara Cintya: Pesona Adibusana Nusantara, yang menggabungkan seminar nasional dan peragaan busana untuk melestarikan warisan budaya Indonesia. Berlangsung di Pendapa Ageng GPH. Djoyokusumo, acara ini mengangkat kebaya dan batik sebagai ikon budaya yang penuh makna.
Acara seminar menghadirkan narasumber dari berbagai bidang, salah satunya Prof. Dr. Dra. Sunarmi, M. Hum, beliau menekankan pentingnya kebanggaan terhadap warisan bangsa. “Kalau Anda mengaku orang Indonesia, harus bangga mengenakan batik,” ungkapnya dengan penuh semangat, menyoroti batik sebagai simbol identitas dan sejarah bangsa.
Sementara itu, Endah Laras menyatakan pesan mendalam tentang filosofi kebaya. “Kebaya akan selalu memberikan kehidupan. Dan kebaya akan memberikan ruang dan cinta untuk siapa saja,” ujarnya, menyampaikan bahwa kebaya sebagai busana yang universal namun tetap mengakar pada tradisi Indonesia.
Acara ini juga menampilkan peragaan busana dari desainer tamu ternama seperti Andreas Haris, Titi Meinawati, Joko Widiarto, Rory Wardana, Bela Quarta, dan Jenny Tjahyawati. Setiap desainer menghadirkan koleksi yang memadukan unsur tradisional dan modern, menonjolkan keindahan batik dan kebaya dalam berbagai gaya. Karya-karya tersebut berhasil memukau para peserta yang terdiri dari siswa, mahasiswa, dosen, pelaku seni, dan masyarakat umum dari wilayah Jawa Tengah.
Dengan tema Pesona Adibusana Nusantara, acara ini tidak hanya menjadi upaya pelestarian tetapi juga memperkuat posisi kebaya dan batik sebagai warisan budaya dunia. ISI Surakarta berharap acara ini menginspirasi generasi muda untuk lebih mencintai dan melestarikan budaya Nusantara.
Penulis : Pradiva S. Flourananda/241481068
FTV ISI Surakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H