Mohon tunggu...
Pradipta Annurwanda
Pradipta Annurwanda Mohon Tunggu... Pegawai Swasta -

Menjadi pembelajar sejati untuk mengaktualisasikan diri dan menemukan hal positif setiap hari

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ikan Tapah Raksasa Pembawa Berkah bagi Warga Desa Tebedak

22 Oktober 2016   10:08 Diperbarui: 22 Oktober 2016   17:14 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ani Sulastri dan Surihi menunjukkan hasil tangkapan ikan tapah (dok. pribadi)

Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan spesies ikan air tawar. Brazil menempati posisi pertama sebagai negara dengan jenis ikan air tawar sebanyak 2931 spesies. Posisi kedua ditempati oleh China dengan total 1533 spesies. Berada di posisi ketiga sebagai negara dengan spesies ikan air tawar terbanyak di dunia, Indonesia memiliki total mencapai 1155 spesies.

Untuk jumlah spesies ikan air tawar endemik, Indonesia berada di posisi ke empat yang memiliki total 440 spesies ikan air tawar endemik. Posisi pertama ditempati oleh Brazil dengan 1716 spesies, kedua China dengan 888 spesies dan disusul Amerika Serikat dengan 593 spesies. Berdasarkan data tersebut, tak heran jika terdapat beragam cerita penemuan ikan endemik di berbagai daerah di Indonesia. Berikut salah satu kisah penemuan ikan berukuran besar yang menarik untuk disimak.

https://scontent-sin6-1.xx.fbcdn.net/
https://scontent-sin6-1.xx.fbcdn.net/
Hari selasa lalu tanggal 18 Oktober 2016, banyak ditemukan puluhan ikan tapah raksasa di anak sungai Pantek, Desa Tebedak, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Penemuan tersebut berawal dari Mak Nela, salah seorang warga desa Tebedak yang hendak berangkat ke ladang pagi hari. Di saat Mak Nela berjalan kaki melewati tepian sungai, ia mendengar gemericik air yang tak biasa dari dalam sungai. Ia terkejut karena apa yang ia lihat adalah ikan berukuran besar dan dalam jumlah cukup banyak. Setelah diperhatikan lebih lama, ternyata ikan tersebut adalah ikan tapah.

Melihat sesuatu yang abnormal dan tak lumrah tersebut, sontak ia berlari pulang ke rumah untuk memberitahukan kepada warga sekitar bahwa terdapat banyak ikan tapah berukuran besar di sungai. Mendengar penjelasan Mak Nela, wargapun berbondong-bondong menuju sungai untuk menangkap ikan tersebut.

Melalui proses penangkapan yang cukup lama, berbekal jaring sederhana warga menangkap 27 ekor ikan tapah. Beberapa ikan tapah memiliki berat lebih dari 45 kg dengan panjang lebih dari 1,5 meter. Keesokan harinya, beberapa warga masih mendapatkan 6 ekor ikan tapah berukuran lebih kecil dari hari sebelumnya. Ikan tapah hasil tangkapan warga tersebut kemudian dibagi secara merata kepada 200 lebih warga desa Tebedak.

http://www.monsterfishkeepers.com/
http://www.monsterfishkeepers.com/
Ikan tapah adalah salah satu spesies ikan lokal yang merupakan ikan air tawar terbesar di Indonesia apabila dapat mencapai ukuran optimal. Jika tumbuh optimal, panjang ikan tapah dapat mencapai 2,4 meter sehingga menjadikannya sejenis ikan raksasa. Ikan tapah dengan nama latin Wallago ini merupakan ikan berukuran besar yang termasuk dalam golongan ikan berkumis (catfish) pemakan daging.

Ikan tapah hidup di sungai yang airnya mengalir perlahan dan bagian bawah sungai berlumpur. Sampai saat ini tercatat ada lima jenis anggotanya yaitu Wallago Attu, Wallago Hexanema, Wallago Leeri, Wallago Maculatus dan Wallago Micropogon. Ikan tapah yang ditemukan oleh warga kemungkinan berasal dari jenis Wallago Leeri.

Ikan tapah memiliki bentuk tubuh yang panjang dan padat. Ikan karnivora ini juga memiliki kepala yang lebar dengan mulut yang besar dan melekuk serta gigi yang tajam. Sudut-sudut mulutnya menjangkau ke belakang matanya. Oleh karena itu beredar legenda di masyarakat pedalaman Kalimantan terkait ikan tapah yang sering menyambar anak kecil saat bermain di tepian sungai. Meskipun baru sekedar cerita, namun legenda itu mungkin benar adanya jika kita memperhatikan anatomi dan sifat ikan tapah yang sangat agresif.

Ikan tapah termasuk dalam kategori terancam punah sehingga perlu mendapat prioritas untuk dilakukan budidaya. Disamping perlunya penetapan wilayah konservasi perikanan, metode budidaya yang dapat dilakukan adalah melalui penggunaan keramba. Domestikasi dan pembenihan ikan tapah perlu dilakukan guna menjaga ketersediaan ikan tapah di alam.

Penangkapan ikan tapah memang membawa berkah tersendiri bagi warga desa Tebedak. Namun menjaga kelestarian ikan tapah di alam dengan tidak menangkap habis ikan tapah yang siap reproduksi juga patut diperhatikan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kepunahan ikan tapah dengan harapan supaya generasi mendatang masih memiliki kesempatan untuk menyaksikan ikan tapah berukuran raksasa yang tumbuh secara alami.

*Diambil dari berbagai sumber

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun