Mohon tunggu...
Pradipta ImamEzra
Pradipta ImamEzra Mohon Tunggu... Lainnya - semua yang muncul, pasti berlalu

mahasiswa jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Alami Penurunan Produksi, Mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ Manfaatkan Sisa Produk Menjadi Inovatif dan Bernilai

25 Agustus 2021   09:30 Diperbarui: 25 Agustus 2021   09:33 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelurahan Jember Lor merupakan sebuah wilayah di daerah Jember kota, Kecamatan Patrang. Kelurahan Jember Lor mempuyai luas 247.176 Ha yang terdiri dari 101.530 ha sawah, 88.5 ha tegal, 14,5 ha perkarangan dan lain-lain 42.646 Ha. 

Terdiri dari 6 dusun atau lingkungan, 24RW dan 88 RT. Daerah dengan kode pos 68118 ini memiliki jumlah penduduk hingga 19.897 jiwa dengan luas 2,98 km2.

Seiring berjalannya waktu, di daerah kelurahan ini banyak melahirkan umkm. Adanya UMKM di daerah ini tentunya sangat diharapkan dalam membantu pemerintah dalam hal meningkatkan kondisi ekonomi dan taraf hidup masyarakat. Karena hadirnya UMKM memiliki dampak yang positif dalam ranah perekonomian suatu negara.

 Hal ini dikarenakan dengan adanya UMKM menjadikan penyumbang PDB (produk domestik bruto) terbesar. PDB adalah jumlah atas suatu produksi barang dan jasa yang dihasilkan negara dalam jangka waktu tertentu, sehingga nantinya dapat diharapkan sebagai tolak ukur perekonomian suatu negara.

Kehadiran pandemi yang tidak diharapkan memiliki dampak yang sangat serius bagi UMKM. Mau ataupun tidak, semua UMKM pasti mengalami dampak akibat adanya pandemi ini. Salah satunya adalah Usaha produksi tempe mentah milik bapak syafiudin yang terletak di kelurahan Jember Lor, lebih tepatnya berada di Link. Pagah Jl. PB. Sudirman X RT.01 RW.17. 

Pada awalnya bapak Syafiudin mampu menghabiskan 100kg hingga 120kg kedelai per harinya yang digunakan untuk memproduksi tempe. Namun 2 tahun akhir sejak adanya pandemi produksi tempe menurun drastis, hal ini disebabkan karena kondisi pasar yang sepi. 

Faktornya adalah para konsumen takut untuk datang ke pasar karena menyebabkan nantinya akan menimbulkan kerumunan, yang dapat dengan mudah tertular ataupun menulari virus, hingga dibatasinya jam operasi di pasar. Saat ini bapak Syafiudin dalam memproduksi tempe hanya menghabiskan kedelai sebanyak 50 kg saja. 

Setelah berjualan barang dagangannya pun sering tidak habis. Maka dari sinilah saya Pradipta Imam Ezra, mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ mempunyai berbagai macam ide dan inovasi untuk membantu mengembangkan dan menyetabilkan kegiatan produksi yang dilakukan bapak Syafiudin ini.

Dokpri
Dokpri

KKN BTV 3 UNEJ ini merupakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata Back To Village seri ke-3 yang dilakukan mahasiswa ketika adanya pandemi COVID-19 ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun