Mohon tunggu...
Pradipa Farrel Permana
Pradipa Farrel Permana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mengakui bahwa sastra itu nyata eloknya seorang penulis yang saat ini sedang menjadi mahasiswa di Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Selanjutnya

Tutup

Film

Resensi Film: Tidak Ada Kata Nanti untuk Bercerita Tentang Hari Ini

22 Mei 2023   20:14 Diperbarui: 22 Mei 2023   20:16 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  • Judul: Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini
  • Penulis: Jenny Jusuf, Angga Dwimas Sasongko, Mohammad Irfan Ramly, Melarissa Sjarief
  • Sutradara: Angga Dwimas Sasongko
  • Perusahaan produksi: Visinema Pictures
  • Durasi: 121 menit,
  • Tanggal rilis: 2 Januari 2020

Mengusung tema keluarga, "Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini" merupakan film yang merupakan adaptasi dari buku Marchella F.P yang disutradarai oleh Angga Dwimas Dasongko dibawah naungan perusahaan produksi Visinema Pictures. Film ini dirilis pada tanggal 2 Januari 2020 dengan durasi 121 menit, dibintangi oleh Rio Dewanto sebagai Angkasa, Sheila Dara sebagai Aurora, dan Rachel Amanda sebagai awan. Dengan sinematografi cipta Yadi Sugandi yang luar biasa, dapat membantu para penonton dalam meresapi suasana dalam film ini. Tak bisa dipungkiri bahwa, film ini mendapat anugrah sebagai piala maya untuk tata kamera terpilih pada tahun 2022. Dalam pembuatan skenarionya, Angga Dwimas sasongko dibantu oleh Jenny Yusuf sehingga menghasilkan film dengan alur cerita yang tidak biasa.

Cerita berawal dari adanya sebuah keluarga yang sangat harmonis, penuh kasih saying, dan kebahagiaan. Namun, itu hanyalah ekspektasi dari suatu keluarga cemara. Nyatanya, keluarga hamonis itu telah berubah menjadi keluarga yang menyimpan rasa sakit yang mendalam. Dimulai dengan Angkasa, kakak dari adik-adiknya bertugas untuk melindungi kedua adiknya dalam kondisi apapun dengan segala cara. Sepulang sekolah, mereka sedang menunggu orang tua nya untuk dijemput. Tanpa alasan yang jelas, tiba-tiba Awan yang merupakan adik bungsunya menyebrang jalan tanpa melihat adanya motor yang lalu lalang. Tanpa penjagaan, Awan pun tertabrak dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit. Sang ayah yang mengetahui hal tersebut, dengan pengajarannya kepada Angkasa sebelumnya, langsung memarahi Angkasa karena tidak dapat menjaga adiknya. Hal itu terulang lagi ketika mereka telah dewasa, dan lagi-lagi, sang ayah memarahi Angkasa karena tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Awan pun merasa bersalah dan berusaha untuk membahagiakan Angkasa dengan ikut Angkasa melihat suatu konser.

Di sana, Awan bertemu dengan Kale yang merupakan teman dari Angkasa. Awan pun jatuh cinta dan merasa dekat dengan Kale. Hal ini sangat memengaruhi hidupnya, Awan yang setiap hari sering pulang tengah malam, menaiki motor, dan melanggar apa yang telah  ayahnya perintahkan sebelumnya. Ketika ayahnya sudah mengetahui semuanya, ayah pun langsung memarahi Awan tanpa melihat situasi kondisi sekitar. Dari cerita ini, kita sama sekali tidak mendapatkankan dialog Aurora, bukan? Aurora yang merupakan anak tengah sering terkucilkan dan dianggap tidak berarti dalam keluarga tersebut. Disaat klimaks, Aurora lah yang menyampaikan keluh kisah berlebih kepada orang tua dan adik kakak nya. Sang ibu, yang telah meredam kesakitannya ketika kehilangan seorang anak pun sangat terdiam mendengarnya. Film berakhir dengan kebahagiaan dimana sang ibu dapat mengumpulkan anak-anak nya kembali ke rumah dan mempertemukannya kepada sang ayah. 

Baca juga: Puisi: Untuk Diriku

Secara keseluruhan, film "Nanti Kita Cerita Hari Ini" atau yang sering kita tahu dengan singkatan NKCTHI Ini layak untuk ditonton. Dimulai dari sinematografinya, pemberian warna yang berbeda-beda membuat beberapa adegan yang terpusat pada satu karakter menjadi sangat elok untuk dipandang. Film ini sangat berhasil merepresentasikan konflik dalam suatu keluarga secara umum. Dilihat dari alur film maju mundur yang tidak seperti film pada umumnya, dimana adanya persamaan adegan dengan umur, latar, dan waktu yang berbeda mebuat film ini terasa menghanyutkan.

Selanjutnya pada pemilihan aktor dan aktris yang berperan cukup cocok dalam film seperti Sheila Dara yang berperan sebagai Aurora, ia menunjukkan karakter yang cukup sulit untuk diinterpretasikan, namun Sheila Dara dapat membuktikannya dengan memerankan karakter Aurora pada film ini.  Yang paling penulis sukai yaitu pemilihan soundtrack, seperti pada lagu berjudul "secukupnya" yang diciptakan oleh Hindia, dan pada lagu "Untuk Hati Yang Terluka" yang diciptakan oleh Isyana Sarasvati membuat suasana semakin mencekam dengan adegan yang sangat dramatis. Pentingnya dalam pemilihan lagu sangat berhasil dalam film NKCTHI ini. 

Setelah kita mendengar kelebihan yang cukup banyak disini, tentu tidak ada di dunia ini yang sempurna kecuali ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Ada beberapa adegan dimana terjadi pengulangan cerita dalam waktu atau durasi yang dekat, seperti ketika adegan Awan sedang adu mulut dengan ayahnya, kemudian beberapa menit setelahnya dalam latar berbeda, adegan tersebut diulang kembali. Hal ini menurut saya membuat suasana yang mencekam menjadi monoton karena penonton disuguhkan ulang mengenai cerita yang telah disampaikan sebelumnya dengan permasalahan yang sama persis. Selanjutnya disaat klimaks, ketika Aurora mulai berbicara, klimaks dalam film ini muncul, suasana menjadi sangat tegang, sedih, dan campur aduk. Namun, ketika Angkasa bergantian bicara, terdapat dialog Aurora yang menurut saya tidak perlu diucapkan dikarenakan dialog itu terasa tidak realistis sehingga ketika penulis menonton pada aadegan tersebut, pemikiran saya langsung berfokus bahwa ini hanyalah film.

Selanjutnya, tanpa dipungkiri film ini bagus pada saat menit-menit awal. Pada saat itu, penulis sebagai penonton mudah untuk menebak akhir cerita dari film tersebut, seperti ketika Awan bertemu dengan Kale, dimana kakaknya telah bilang sebelumnya bahwa "Kale itu orangnya gak bener" dan pada akhirnya, memang hubungan mereka tidak berlanjut dikarenakan Kale tidak menginginkan hubungan itu berlanjut kembali. Namun, dibalik kekurangan dari film ini, menurut penulis sudah tertutupi dengan adanya sinematografi yang menarik.

Menurut penulis, film ini sangat layak untuk ditonton, apalagi dengan adanya konflik yang dirasakan sama pada kehidupan kita sendiri, mencakup konflik keluarga sebagai anak sulung, anak tengah, dan anak bungsu. Pastinya dalam kehidupan, akan selalu terjadi permasalahan yang didasari dengan media apapun itu, dan pastinya perlunya orang lain dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Ingat bahwa manusia sendiri merupakan makhluk sosial, semua orang bisa meluapkan emosinya kepada orang terdekatnya. Jangan sampai permasalahanmu, yang kamu pendam sendiri itu dapat merugikan orang lain di masa yang akan datang. Ingat, tidak ada kata nanti untuk bercerita tentang hari ini.

Baca juga: Puisi: Teman?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun