Suatu pekerjaan professional yang memiliki tugas untuk mengajar dan membantu siswa dalam proses pembelajaran, memiliki peran untuk membantu siswa mengembangkan potensi dan mempersiapkan untuk masa depan mereka, serta membantu siswa memahami serta membantu mereka dalam mencapai tujuannya, tak lain dan tak bukan, yaitu guru. Disaat kecil kita selalu diajarkan oleh orang disekitar kita, bahwa semua guru adalah pahlawan yang tidak memiliki tanda jasa. Sebelum masuk ke topik yang akan dibahas, kita perlu mengetahui terlebih dahulu, apa maksud dari pahlawan tanpa tanda jasa? Istilah tersebut dapat diartikan bahwa seorang guru adalah seseorang yang tidak memilki tanda jasa layaknya pahlawan, mendedikasikan ilmu nya untuk mencerdaskan bangsa dengan memberikan ilmu secara tulus kepada anak -- anak calon penerus bangsa, sosok yang amat mulia, seakan akan tanpa guru, tak akan ada zaman keemasan di masa yang akan datang. Namun, di zaman ini, serasa adanya glorifikasi yang berlebihan terhadap kalimat tersebut yang merugikan beberapa pihak.Â
   Kali ini, saya akan menyampaikan opini saya dengan 2 poin yang menurut saya berhubungan dengan topik yang dibahas, diantaranya:
1. kesenjangan berupa uang / gaji
   Dengan pemikiran yang terang terangan, seluruh orang bekerja untuk mendapatkan uang agar dapat melanjutkan hidupnya. Namun, terkadang banyak orang yang berpikiran bahwa bekerja sebagai guru tidak boleh dijadikan sebagai tempat untuk mencari uang. Secara realistis, ketika kita mengartikan bahwa jasa pada kalimat tadi berarti gaji / uang, maka menurut saya itu kurang pantas. Hal ini sering kita jumpai diluar dengan perbandingan gaji guru dengan status PNS, dan gaji guru honorer yang gajinya pun tidak sampai UMR. Dengan menyandang gelar bahwa guru adalah seorang pahlawan tanpa tanda jasa, mereka benar benar merasakan bahwa mereka adalah sesosok pahlawan tanpa tanda jasa dalam artian sebenarnya. secara realita, hal ini akan berhubungan dengan kinerja guru ketika mengajar. Tingkat keikhlasan guru akan dinilai pada hal ini sesuai dengan gelar tersebut. Maka dari itu, dari poin pertama, menurut saya gelar tersebut membebankan para guru yang secara sesungguhnya memerlukan uang yang pantas untuk mencukupi kehidupannya.
2. kualitas guru yang berbeda beda
   Menurut pengalaman saya, ada beberapa hal yang berbeda ketika saya duduk di bangku sekolah negeri, dan sekolah swasta. Guru yang menyandang gelar tersebut tidak hanya menorehkan pendidikan formal yang focus pada materi pelajaran, namun mereka harus mampu menanamkan nilai -- nilai moral kehidupan sehingga bisa diterima siswa agar dapat diaplikasikannya dalam dunia nyata di masa yang akan datang. Pembentukan kepribadian karakter dengan pengajaran yang didasari dengan keikhlasan tanpa memandang jasa yang diterima. Pada hakikatnya, setiap orang memiliki perilaku yang berbeda -- beda sehingga kita tidak bisa menilai individu dengan individu lain. Dengan gaji yang tetap, guru bisa saja semena mena terhadap pekerjaannya, membiarkan muridnya melakukan hal -- hal yang negatif, serta tidak mengajar muridnya sesuai dengan metode pengajaran yang benar. Pupusnya gelar guru merupakan pahlawan tanpa tanda jasa terletak pada hal tersebut. Hanya mementingkan dirinya sendiri tanpa memikirkan perkembangan siswa yang dampaknya akan kembali pada siswa itu sendiri nantinya. Maka dari itulah, glorifikasi guru merupakan pahlawan tanpa tanda jasa tidak bisa diterapkan ke seluruh guru yang bekerja saat ini. Dibutuhkan keikhlasan, pertanggung jawaban dalam mendidik serta mengajar siswa -- siswi agar dapat berguna di masa depan.
Perlu diingat bahwa tidak semua guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Beberapa guru mungkin mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas mereka, atau bahkan melakukan tindakan yang merugikan anak-anak. Oleh karena itu, penghormatan dan dukungan yang tepat harus diberikan kepada guru yang memang memiliki kinerja yang baik dan memiliki dedikasi yang tinggi terhadap tugas mereka. Menghormati dan mengapresiasi peran guru adalah hal yang baik, namun perlu dilakukan dengan cara yang objektif dan berdasarkan fakta - fakta yang ada. Itu saja pendapat yang saya pikirkan, bila ada tanggapan lain bisa chat di kolom komentar!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H