Di tahun 2022 ini, pemerintah berusaha untuk memeratakan keunggulan seluruh sekolah yang ada di Indonesia. Dengan adanya sistem zonasi ini, diharapkan siswa yang cerdas dapat memajukan sekolah yang ditempatinya. Sehingga diharapkan  agar tidak ada sekolah favorit yang ditempuh dengan jarak yang jauh dari rumah. Sebelum adanya sistem zonasi, orang tua siswa meminta siswa agar masuk ke sekolah negeri karena alasan yang signifikan, yaitu agar mendapatkan fasilitas yang memadai. pada tahun 2024, diharapkan agar sekolah swasta mendapatkan tempat yang sejajar dengan sekolah negeri. Berikut, saya kupas tuntas mengenai perbedaan dari sekolah swasta dengan sekolah negeri di jenjang SMA.
SMA Negeri
Perlu diketahui, dilansir dari LTMPT, top 1000 sekolah di Indonesia berdasarkan nilai UTBK pada tahun 2021, top 3 diisi oleh sekolah negeri, diantaranya sekolah MAN Insan Cendekia Serpong, SMAN Unggulan M.H. Tamrin, serta SMAN 8 Jakarta. Ketiga sekolah tersebut sering dijadikan incaran untuk masuk ke sekolah favorit, karena ada beberapa hal, diantaranya  sekolah tersebut memiliki fasilitas yang sangat memadai dengan guru yang berkualitas. Jenjang PTN pun akan terlihat lebih jelas dibanding sekolah lainnya, karena alumni berpengaruh pada pendaftaran SNMPTN nanti. Perlu diketahui juga, perankingan top sekolah ini akan berpengaruh juga pada pendaftaran kuliah PTN melalui SNMPTN nantinya. SMA Negeri sendiri menjadi incaran para siswa karena adanya biaya spp perbulan yang lebih murah dibanding sekolah swasta.
Â
Dilansir dari LTMPT, top 1000 sekolah di Indonesia berdasarkan UTBK tahun 2021, top 4 hingga top 6 diisi oleh sekolah swasta, diantaranya sekolah SMAS Unggul Del, SMAS BPK 1 Penabur Bandung, serta SMAS 1 Kristen BPK Penabur. Dari ketiga sekolah tersebut sering dijadikan incaran para orang tua elit / kaya untuk memasukkan anaknya kesekolah tersebut bila tidak masuk negeri, karena biaya pendaftaran yang mahal serta pembayaran tiap bulannya. Tidak semua sekolah swasta memiliki fasilitas yang memadai, dikarenakan kurangnya pemasukan, sehingga sekolah memakai fasilitas apa adanya. Dibanding sekolah negeri yang didanai oleh pemerintah, sekolah swasta didanai oleh uang spp dan uang pendaftaran dari muridnya, kecuali sekolah swasta yang dinaungi suatu yayasan, seperti SMA Hang Tuah, dan lain sebagainya. Sekolah swasta dinilai lebih susah masuk PTN melalui jalur SNMPTN karena kurang nya alumni, dan kurang terkenalnya sekolah tersebut. Sekolah swasta pun dijadikan sebagai sekolah yang dapat dipilih saat siswa tidak dapat diterima sekolah negeri.
Diharapkan di zaman adanya seleksi zonasi ini, sekolah swasta dapat sejajar kedudukannya dengan sekolah negeri, berdasarkan fasilitas, penerimaan untuk masuk PTN, murid dan guru yang berkualitas, dan lain sebagainya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H