Mohon tunggu...
Pradipa Farrel Permana
Pradipa Farrel Permana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mengakui bahwa sastra itu nyata eloknya seorang penulis yang saat ini sedang menjadi mahasiswa di Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Faktor-Faktor Terjadinya Gangguan Mental Pelajar Dikala Pandemi

25 Juni 2022   13:22 Diperbarui: 5 Maret 2023   08:38 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Selama wabah COVID-19, banyak sekali dampak yang ditimbulkan dalam kehidupan masyarakat, mulai dari bidang ekonomi, sosial, hingga kesehatan. Kesehatan mental sendiri menjadi dampak yang dirasakan masyarakat Indonesia terutama pada generasi muda. menurut platform kesehatan Halodoc Konsutasi kesehatan mental ini mengalami kenaikan hingga 300% selama masa Pandemi. Kesehatan mental sendiri berpengaruh terhadap bagaimana seseorang berpikir, merasakan, bertindak, membuat keputusan, dan berinteraksi dengan orang lain. Bila dibandingkan saat pandemi, seseorang yang mengalami gangguan mental, seperti ADHD, kecemasan, autisme, bipolar, gangguan perilaku, depresi, gangguan makan, disabilitas intelektual, dan skizofrenia lebih banyak saat pandemi dibanding sebelum pandemi datang. Banyak sekali faktor yang menyebabkan pelajar terkena gangguan mental, diantaranya:

  • Faktor lingkungan

Faktor lingkungan sangat berpengaruh pada tingkat kesehatan mental pada anak. Lingkungan yang dimaksud mencakup secara langsung hingga di media sosial. Bila lingkungan pelajar buruk, maka pelajar tersebut dapat dipengaruhi oleh lingkungan tersebut sehingga pelajar berperilaku buruk. Sebaliknya, bila lingkungan pelajar baik, maka pelajar tersebut akan memiliki perilaku yang baik.

  • Kurangnya bersosialisasi dengan orang lain

Saat COVID-19, wabah menyebar sangat cepat. Pertemuan -- pertemaun secara langsung akan terhambat, dan komunikasi dipindahkan melalui media digital, seperti zoom, meet, video call, dan lain sebagainya. Hal tersebut juga akan mempengaruhi mental pelajar karena adanya perbedaan cara berkomunikasi saat pandemi yang terlalu cepat.

  • Tugas yang diberikan lebih banyak

Saat adanya wabah COVID-19, ada banyak pelajar yang mengeluh dengan tugas-tugasnya , karena kurangnya komunikasi murid dengan guru, sehingga guru memberi materi berupa tugas dan dipelajari oleh murid itu sendiri. Karena itu, tugas yang didapat lebih banyak dibandingkan sebelum pandemi.

  • kurangnya melakukan aktivitas didalam maupun diluar rumah

Adanya batasan untuk keluar rumah mengakibatkan kurang melakukan kegiatan positif, seperti adanya hambatan untuk berolahraga keluar rumah, tidak ada rekreasi dari sekolah sehingga adanya rasa depresi oleh siswa.

Wabah COVID-19 memang memberi dampak yang sangat signifikan. Maka dari itu, kita diharapkan untuk bisa beradaptasi dengan wabah ini, seperti dengan tetap melakukan aktivitas didalam rumah, melakukan hal produktif, mengikuti lingkungan yang baik, dan lain sebagainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun