Mohon tunggu...
Moh Vicky Indra Pradicta
Moh Vicky Indra Pradicta Mohon Tunggu... Dokter - Food safety and quality leader, an opinion writer and one health initiative

I’m Vicky, a food safety and quality leader who worked in food industry more than 7 years, a writer in opinion essay and One Health initiative. I am also content educator for food safety and quality, food registration and writing tips.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Generalist or Specialist?

12 Juli 2022   08:22 Diperbarui: 12 Juli 2022   11:28 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sejatinya pertanyaan tersebut sudah seringkali kita dengar. Di kuliah umum yang kita ikuti, konten youtube dari seorang yang kita follow atau bisa jadi dari career influencer di Tiktok. 

Lantas dari keduanya manakah yang paling benar? Apakah jika kita menganut paham bahwa menjadi ahli merupakan aliran yang paling tepat? Ataukah kita perlu bisa semua hal untuk bisa dikatakan qualified? 

Menurut saya jawabannya TERGANTUNG. Yap betul tergantung dimana kita melihat dan mengambil sudut pandang. Mirip dengan angka 6 dan 9, dimana keduanya serupa tapi berbeda tergantung dari mana posisi kita melihat. 

Sedikit cerita soal background pendidikan saya adalah dokter hewan. Tapi nyemplung kerja di sektor food industry. Sepintas memang beda banget dan ga relevan. Tapi sebenarnya keduanya ada benang merahnya. 

Belum lagi disela-sela kerja full time, saya juga suka nulis. Nulis kolom opini di beberapa surat kabar dan blog. 

Selain nulis, aktivitas lain yang lagi saya kerjain adalah bikin konten edukasi di youtube dan podcast. Meskipun memang masih tahap belajar. Tapi semuanya saya kerjakan di luar jam kerja. 

Kalo dilihat disini aktivitas yang saya lakukan tampak random dan ga saling terkait. Bisa dikatakan jauh dari kata 'spesialis'. Tapi kalo mau lihat lebih deep lagi maka sebenarnya semuanya ada benang merahnya. 

Nulis artikel misalnya topik yang saya ambil ga jauh-jauh dari food safety, animal health dan one health. Sama halnya dengan konten youtube dan podcast, keduanya juga membahas soal kerjaan. 

Contohnya bagaimana cara registrasi produk bpom, persiapan audit eksternal, dll. 

Saya berusaha untuk tetap relevan dengan apa yang menjadi keahlian di bidang saya tekuni. Bedanya hanya terletak aktivitas yang saya lakukan banyak, ga cuma terpaku satu saja jadi karyawan. Tapi juga sebagai penulis dan konten edukator. 

Dari sini saya jadi tahu bahwa mau jadi spesialis ataupun generalis, bagi saya tidak ada jawaban yang mutlak betul. Tergantung diri kita sendiri dan lebih mengenal apa yang menjadi concern kita sebenarnya. Tentu juga harus disertai dengan aktivitas yang kita sukai. 

Mau jadi ahli ataupun 'palugada' pun juga gak apa. Yang penting kita tahu dimana mengkorelasikan semuanya. Dan spesialis atau generalis bisa jadi mungkin hal yang tak terpisahkan sebenarnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun