Mohon tunggu...
Pradiastuti Dwi Septianingrum
Pradiastuti Dwi Septianingrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kita harus punya effort yang baik, jika ingin mendapat feedback yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Pengangguran Bertambah Banyak? Kok Bisa?

4 Juli 2022   13:13 Diperbarui: 4 Juli 2022   13:27 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Pengangguran adalah masalah ekonomi jangka pendek. Tujuan negara berkembang adalah mensejahterakan rakyatnya, sehingga masalah pengangguran yang tinggi merupakan kondisi yang  tidak diinginkan semua negara. Kalaupun bisa, negara bisa mencapai full employment, yaitu  pengangguran yang relatif rendah sebesar 4% dari total angkatan kerja. 

Indonesia merupakan negara yang menginginkan  pengangguran  serendah mungkin. Namun perlu diingat bahwa pengangguran tidak dapat dihilangkan sepenuhnya karena  pencari kerja membutuhkan waktu untuk mencari pekerjaan baru atau keluar dari pekerjaan lama, sehingga  pekerja perlu tetap menganggur untuk sementara waktu. Pengangguran pada umumnya disebabkan oleh ketidakseimbangan antara penawaran  dan pencari kerja. Namun jika digali lebih dalam, ada tiga penyebab pengangguran, yaitu:

  • Penurunan pertumbuhan ekonomi yang disebabkan oleh penurunan produksi dan pengeluaran agregat.
  • Adanya perubahan struktur ekonomi. Perkembangan teknologi mendorong terjadinya perubahan struktural dalam perekonomian.
  • Waktu yang dibutuhkan untuk mencari pekerjaan.

Kita melihat bahwa setiap krisis telah mengakibatkan peningkatan tajam dalam tingkat pengangguran. Sebagai contoh, pada saat krisis tahun 1998, kami menemukan bahwa pada tahun-tahun berikutnya pengangguran meningkat cukup tajam dan membutuhkan waktu lama untuk turun. Hal yang sama berlaku untuk krisis tahun 2008, 2010, 2013 dan seluruh tahun 2021.

Pada tahun 2020, dunia akan kembali mengalami krisis yang disebabkan oleh pandemi. Negara-negara di dunia berusaha menyelamatkan rakyatnya dengan mengurangi berbagai kegiatan ekonomi dan sosial. Akibatnya, sektor ekonomi kolaps akibat turunnya permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa. Sektor riil  pertama kali terkena dampak krisis ini. Penutupan  ekonomi telah menyebabkan peningkatan pengangguran dan kemiskinan. Jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 40 juta orang dan tingkat pengangguran mencapai 37 juta orang.

Para ekonom memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebelum pandemi adalah 5,3%. Setelah  pandemi, perkiraannya adalah 2,3% untuk skenario parah dan -0,4% untuk skenario sangat parah. Demikian pula, pertumbuhan ekonomi  juga diperkirakan menurun tajam. Inilah penyebab PHK massal dan meningkatnya pengangguran. Akibatnya, jumlah penduduk miskin meningkat. Diperkirakan jumlah penduduk miskin meningkat sebesar 1,89 juta orang pada skenario parah dan 4,86 juta orang pada skenario sangat parah. Jumlah pengangguran juga akan meningkat sebesar 2,92 juta orang pada skenario parah dan 5,23 juta orang pada skenario sangat parah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun