Upacara lain di Money Forest juga melibatkan hewan dan tumbuhan. Ada Tumpek Kandang yang merupakan upacara yang diperuntukan bagi hewan-hewan peliharaan dan ternak, dan Tumpek Uduh sebagai upacara untuk penghormatan pada Sanghyang Sangkara yang menjaga kehidupan tumbuh-tumbuhan.
Tumbuhan besar yang membentuk kanopi memang mengurangi lelah kita saat berjalan mengelilingi kawasan seluas 10 hektar ini. Terik sinar matahari terhalang daun-daun rimbun yang sebagian gugur ke jalanan. Kasak-kusuk kera di balik hutan, di atas pohon, di jalan-jalan menjadi pemandangan yang menyenangkan. Mereka cukup jinak dan semoga sehat. Tak ada penyerangan jika kita tidak berbuat aneh-aneh pada meraka. Memberi makan diizinkan, namun harus membeli di depan pintu masuk. Sangat dilarang memberi makanan dan minuman kemasan.
[caption caption="Mantan pimpinan kera yang sudah habis masa jabatannya (Dok. Pribadi)"]
Ratusan kera disana membentuk kelompok masing-masing. Setidaknya lima kelompok kera terbagi berdasarkan wilayah. Terkadang perkelahian antar kelompok juga terjadi. Selain itu, tentu ada pemimpin diantara mereka. Menarik saat melihat seekor kera yang tampak lesu. Penjaga di sana bercerita, bahwa kera itu dulunya adalah pemimpin di sana. Namun, karena akhirnya kalah dari kera lain dalam pertarungan, kera itu lengser dari jabatannya dan ditinggal pendukungnya. Lucu sekali mendengar kehidupan politik kera-kera berekor panjang ini. Mungkinkah nasib si kera yang kalah akan seperti Bung Karno pasca Orde Lama? Terlalu berlebihan analoginya.
Sebuah kolam kecil tampak berkilau dengan uang receh tersebar di dasar kolam. Ternyata, kolam itu memiliki cerita bahwa siapa saja yang melempar uang sambil membelakangi kolam, maka permintaannya akan dikabulkan. Percaya? Ah, bukankah kepercayaan memang terbentuk karena kita memang tidak mengetahuinya. Cukup yakin dan percaya saja.
Monkey Forest, tempat dengan segala multifungsinya selain hanya sebagai ruang hijau kota. Memberi manfaat pada lingkungan, pada ekonomi warga sekitar, dan pada kehidupan spiritual sebagian masyarakat Bali di sana. Mungkin pertimbangan fungsi-fungsi dan manfaat pembangunan ruang terbuka hijau di tempat lain harus ditingkatkan. Apalagi pembangunan yang memang butuh pengorbanan. Tak hanya dana, tapi juga manusia yang terpinggirkan. Sehingga ruang hijau yang ada benar-benar dapat bermanfaat dan menuai pujian dari semua pihak.
Â
Sumber Data :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H