Mohon tunggu...
Pradani Salsabilla
Pradani Salsabilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi Fakultas Ekologi Manusia Jurusan Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat IPB University. Minat utama pada kegiatan pelestarian lingkungan dan pengembangan masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Bercocok Tanam Sebagi Langkah Menuju Ketahanan Pangan Rumah Tangga

24 Mei 2023   13:23 Diperbarui: 24 Mei 2023   13:33 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Meningkatnya harga sembako seperti beras, cabai dan bawang berdampak pada kesulitan rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Naiknya harga kebutuhan sembako dipicu oleh beberapa faktor. Salah satu  faktor paling umum dan sering terjadi adalah naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) yang dapat menghambat proses distribusi sembako karena meningkatnya harga input pada proses distribusi. Sementara itu diketahui bahwa perubahan iklim juga menjadi salah satu penyebab kenaikan sembako. 

Dilansir dari superapp.id bahwa kondisi iklim yang tidak menentu berdampak pada kondisi pertanian. Sebagaimana yang diketahui kondisi cuaca atau iklim yang tidak jelas berpengaruh pada perkiraan waktu panen. Adanya kondisi yang tidak menentu berdampak pada terganggunya komoditas pertanian yang berakhir pada kelangkaan bahan pokok. Kelangkaan inilah yang membuat harga bahan pokok naik karena tidak tercukupinya permintaan pasar.

Meningkatnya harga sembako memiliki pengaruh pada ketahanan pangan. Apa itu ketahanan pangan? Ketahanan pangan berarti pangan secara kuantitas dan kualitas tersedia dan dapat memenuhi kebutuhan konsumsi setiap keluarga dan masyarakat dengan distribusi merata dan harga terjangkau serta aman untuk dikonsumsi sehari-hari. 

Suhardjo, 1996 dalam Ketahanan pangan Saliem dan Ariani 2016, kondisi ketahanan pangan suatu rumah tangga salah satunya dapat diukur dari ketersediaan pangan di rumah tangga dan proporsi pengeluaran terhadap pangan dan pengeluaran total. Naiknya harga kebutuhan pokok tentu tidak selalu dapat diikuti oleh setiap rumah tangga. Penghasilan yang berbeda pada setiap rumah tangga menghasilkan daya adaptasi yang berbeda pula. 

Sebagian rumah tangga yang tidak mampu memiliki daya beli yang sesuai akan mengurangi permintaan terhadap kebutuhan pokok karena pengeluaran dalam memenuhi kebutuhan pokok jauh lebih besar dari sebelumnya dan ketersediaan pangan rumah tangga pun dibatasi. Hal ini memperlihatkan ketahanan pangan yang terganggu.

Lalu bagaimana cara untuk menghadapi kondisi tersebut? Pada tulisan ini akan dibahas salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga ditengah naiknya harga sembako. Cara yang satu ini juga memberikan berbagai manfaat lainnya seperti yang dilansir pada idntimes.com yaitu dapat menyegarkan udara di sekitar rumah, menjadi sarana berkegiatan fisik yang mudah dan ringan, sebagai salah satu media untuk meredakan stress dan yang paling penting dapat sebagai alternatif penyediaan sumber bahan pokok berupa sayuran, buah-buahan, bumbu dapur bahkan tanaman herbal.

Bercocok tanam dapat dilakukan di halaman depan, belakang bahkan rooftop sekalipun. Dewasa kini terdapat banyak pilihan yang dapat dilakukan dalam aktivitas bercocok tanam ini. Mulai dari tanaman apa yang akan ditanam, media tanam yang dipilih, metode bercocok tanam seperti apa yang akan digunakan dan lain sebagainya. 

Jenis sayuran yang dapat dipilih seperti selada, tomat, sawi, pakcoy, daun bawang, bawang-bawangan, cabai, kangkung, bayam, kale, terong, buncis sampai dengan jamur dapat menjadi pilihan. Media tanam yang dipilih juga sangat beragam mulai dari kompos, arang, humus, sekam, pupuk kendang, serabut kelapa bahkan spons juga dapat dimanfaatkan sebagai media tanam. Begitu juga dengan metode tanam yang dapat disesuaikan dengan luas lahan yang dimiliki. Bercocok tanam dapat dilakukan secara langsung di tanah pekarangan atau menggunakan tabulampot yaitu menanan tanaman dalam pot, hidroponik dengan menggunakan air, aeroponik bercocok tanam di udara atau dengan metode vertikultur dengan cara menanam tanaman secara vertikal yang sangat cocok bagi lahan sempit seperti di perumahan padat penduduk.

Hasil dari kegiatan bercocok tanam setidaknya dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga yang dapat menekan pengeluaran dan tetap menjaga ketersediaan bahan makanan rumah tangga. Sehingga dapat membantu dalam menjadi cara yang dapat dilakukan untuk menghadapi kenaikan harga yang sekaligus dapat menjaga ketahanan pangan rumah tangga agar tetap dapat terpenuhi disaat harga bahan pokok melambung tinggi. Oleh karena itu, bercocok tanam adalah alternatif yang dapat dilakukan sebagai upaya untuk tetap menjaga resileinsi pangan rumah tangga. 

Daftar Pustaka

Ketahanan pangan (Saliem dan Ariani 2016)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun