Kotak Literasi Cerdas (Kolecer). Kemunculannya fenomenal, mengagungkan, dan tentu mencerdaskan. Gagasan Jabar Juara yang di kampanyekan Gubernur Ridwan Kamil masa itu sangat membangun asa rakyat Jawa Barat. Berbagai ide dan gagasan cerdas dan kreatif menjadi gerakan masyarakat untuk mewujudkan Jabar Juara dengan gol lahir dan batin, Kolecer menjadi konsep yang diikutsertakan dalam mewujudkan Jabar Juara lahir batin.
Lemari berwarna dengan kaca transparan sengaja ditempatkan di sudut-sudut taman kota, sebagaimana yang saya temui di Kabupaten Majalengka. Lemari itu berdiri di pojok Utara Taman Raharja Majalengka dengan berbagai judul buku melengkapinya yang tergeletak di dalam.Â
Mulanya banyak yang tertarik, mungkin karena warnanya atau karena aneh saja kok ada lemari buku di pojok taman? Mungkin itu pikiran sebagian masyarakat, tapi ini menarik, kami mampir di awal kemunculannya dan mencoba menikmati sajian buku yang ditulis orang ternama dan penuh hikmah di dalamnya. Sungguh memberi pelajaran dan pengalaman.Â
Memori saya mencatat, kunjungan ke Kolecer hanya efektif 2 tahun saja, entah kenapa, entah bukunya usang atau masyarakat kita tak terbiasa membaca, atau pengelolanya yang dilepas karena kekurangan anggaran, entah mengapa dan ini terus bertanya-tanya tak ada jawabannya.Â
Ya begitulah nasib Kolecer. Dalam bahasa Sunda Kolecer itu sebuah alat permainan yang dibuat dari serutan bambu atau kayu tusuk dibuat tipis dengan poros tengah untuk keseimbangannya, lantas berputar-putar tertiup angin, semakin kencang anginnya maka putarannya semakin kencang.Â
Berbeda dengan cerita di negeri Kolecer (Amsterdam), Kolecer dibuat untuk membangkitkan tenaga listrik yang dapat menghasilkan kekuatan kilo wot dan bermanfaat bagi kehidupan manusia, dengan adanya aliran listrik semua jadi hidup dan menghidupkan. Itu cerita singkat diluar sana.Â
Di Jawa Barat lain lagi, Kolecer menjadi sebuah nama implementasi program Jabar Juara lahir batin, program ini harus diisi dengan konsep yang membangkitkan dan mencerdaskan awalnya, tapi seiring perjalanan berkata lain. Hari ini Kolecer terbengkalai menunggu induk semang yang merawatnya, entah siapa tertarik lagi. Bisakah masyarakat menginisiasi atau melanjutkan gagasan inovatif tersebut? Entah, semoga.Â
Buku yang Debuan
Sudah pasti disana ada kotak Kolecer di sana pula ada buku-buku dengan judul beraneka ragam, buku itu jadi penghuni utama, bukan sebagai penghias tapi pemanggil asa masyarakat yang tercerdaskan.Â