Oleh: Mulya Syamsul*
Kapan keliling dunianya? Sebuah pertanyaan teman seperjuangan yang melihat postinganku di Instagram yang aku miliki, aku jawab; oiya, kemarin bang, maaf aku ga kasih kabar sebelumnya, aku terima tugas mendadak dari kantor ku, itu kata ku yang aku tulis di pesan wathsap dan aku kirim waktu itu juga.Â
Percakapan terus berlanjut, wahh ga ajak-ajak, terbaca nada candaan karena ga mungkin aku ajak juga kan ini tugas kantor bukan keinginan ku main saja, hehe walaupun ada mainnya juga., iya mas maaf lain kali ya...Â
Ini karena foto yang aku pajang, aku tadinya foto ini penting bisa mengingatkan ku dimasa yang akan datang, aku bisa mengenangnya dengan itu aku pajang foto itu.Â
Tidak bermaksud ria dan lainnya, tujuanku hanya dokumen pribadi, kalaulah menyinggung atau membuat orang lain baper diluar sana aku mohon maaf dan mohon maaf. Ini efek hidup di zaman android. Hehe.Â
Menyimpan tujuanÂ
Tidak bisa dipungkiri foto ini sengaja aku pajang, tujuannya sebagai dokumen pribadi, entah kenapa kok banyak dari luar sana Dia pajang foto perjalanan sebagai bukti kerja. hemm, banyak yang melakukan.Â
Foto itu sebagai dokumen dan dokumen dapat berbicara apabila di baca oleh orang yang tepat, seperti peneliti dan ahli. Foto dapat mengingatkan memori siempunya, tak jarang foto jadi modal bagi generasi yang akan datang mencontohnya.Â
Gantungan foto dinding diruang musium jadi pengingat sejarah yang mempelajarinya, orang dapat memetik motivasi, pelajaran, semangat dan tentu ada dan akhlaknya. Terkadang foto jadi bengis apabila yang melihatnya dendam dan punya rasa tidak nyaman, itulah gambaran foto menyimpan tujuan yang dikandungnya dan yang tau persis orang yang memajangnya.Â