Mohon tunggu...
Prabu Bathara Kresno
Prabu Bathara Kresno Mohon Tunggu... Lainnya - Penyuluh Sosial Ahli Pertama

Dalam Asa, Rasa, Cipta, Karsa dan Karya Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Lain Sisi: Yang Sabar Ya Bos - Karena Surat, Uangku Bisa Cair

17 Juni 2017   01:50 Diperbarui: 17 Juni 2017   02:07 947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rizal Rahman Disela-sela tugas sebagai Pendamping PKH

Tibalah pertengahan tahun ini Kantor PKH Kabupaten mulai disibukkan dengan segudang aktivias bisnis proses, tepatnya hari ini adalah saat untuk kroscek data bayar yang ke dua tahun ini.

“Alamak....., bagaimana bisa punyaku ada yang nol?? Padahal uda aku cek semua nih, kok bisa masih ada saja yang nol” gumam Salim sambil menggenggam ponselnya.

Untuk mengecek hasil kroscek tidaklah sesulit dulu, dulu mau download file kroscek kalau tidak buka modem ya ke warnet. Seolah-olah dulu Pendamping susah banget mau online, apalagi seperti Salim ditugaskan di wilayah yang minim sinyal dan jarang dijangkau program-program peningkatan teknologi baik dari Pemerintah ataupun swasta.

Tanpa pikir panjang Salim segera melompat dari tempat duduknya, menghubungkan ponselnya dengan laptop jadulnya yang tak sanggup hidup lebih lama dengan tenaga baterai. Mata Salim meneliti dengan seksama setiap baris data kroscek tersebut. “Filter..... trus pilih yang nominal terimanya 0 trus.......” ucapnya dengan pelan.

“Nah.... ini dia kelihatan sudah siapa yang nol itu...” ucap Salim tiba-tiba.

“Mesnami ama Supiatun..... Perasaan, anak Ibu-ibu ini rajin sekolahnya....” Salim segera mengemas laptopnya dan beberapa berkas ke dalam tas berlogo PKH. Motor bututnya dinyalakan dengan stiker “atas Doa Ibu “ disebelah kiri dan “Buronan Mertua” di sebelah kanan tangki bensin sepedanya. Entah apa maksud kedua stiker itu.

Setelah ia selesai mengenakan sepatu, suara motor Salim pun terdengar di sepanjang gang rumahnya, dengan asap mengepul. Membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam untuk bisa sampai ke Kantor PKH Kabupaten dengan jarak tempuh sekitar 40 km.

Salim melewati jalan 2 lajur yang kondisinya semakin memprihatinkan, bagaimana tidak sejak sebuah Pabrik dibangun di kawasan rumah Salim, tiap hari kendaraan besar melewati jalan yang tinggal ¼ lebar jalan kalau kendaraan besar itu lewat. Kiri dan ke kanan Salim melewati jalanan yang lumayan padat oleh kendaran besar dan motor-motor warga.

Dalam hati Salim mengingat dan mengatur dahulu apa yang harus dilakukan saat sampai Kantor Kabupaten, karena dari nama-nama Ibu KPM yang mendapatkan 0 rupiah tadi anaknya ternyata sekolah di luar wilayah dampingannya. Sehingga Salim mesti koordinasi dengan Operator dan Pendamping yang ketempatan sekolah anak Ibu KPM dampingannya. Ia masih ingat dulu sekitar 2 tahun lalu, Salim pernah mengalami kejadian seperti ini jadi ia tahu betul apa yang harus dilakukan.

Sampailah Salim di Kantor PKH Kabupaten dan “Alamak..... ternyata Kantor Kabupaten sudah diserbu pendamping lain yang juga mau kroscek dan pemutakhiran...” gumam Salim.

Salim termasuk pendamping yang rajin, ia selalu berhati-hati dengan yang namanya Pemutakhiran, tanpa perlu menunggu hasil Temporary Closing dirilis ia selalu menjaga data KPM dampingannya selalu mutakhir. Namun ada saja cerita yang akhirnya, Salim harus ikutan repot saat kroscek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun