Surabaya (13/11/2017)- Sumbangsih tenaga, pikiran, waktu serta inovasi yang dilakukan Kementerian Sosial selama ini mendapatkan apresiasi yang sangat membanggakan. Terutama bagi rekan-rekan Sunber Daya Manusia (SDM) Program Keluarga Harapan (PKH) yang selama ini telah bekerja secara maksimal untuk menyukseskan program PKH.
Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa menyampaikan "rasa bangga dan syukurnya bahwa program penanggulangan kemiskinan di Indonesia melalui bansos non tunai PKH mendapat perhatian dan apresiasi dari lembaga serta komunitas internasional."
Apresiasi yang diberikan tersebut didasarkan atas komitmen pemerintah yang secara signifikan meningkatkan penerima manfaatnya. Tercatat pada 2015 brrtambah menjadi 3,5 juta KPM, pada 2017 menjadi 6 juta KPM, dan pada 2018 direncanakan menjadi 10 juta KPM.
Berbagai inovasi teknologi penyaluran bansos telah dilakukan. Pada 2015 masih menggunakan sistem tunai, maka mulai pertengahan Juni 2016 sudah menggunakan sistem non tunai melalui bank penyalur dari empat bank negara, dengan menggunakan kartu kombo yaitu Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), yang memiliki vitur saving account dan e-wallet, sehingga penerima bansos bisa mulai menabung dan sekaligus berbagai bansos bisa disatukan dalam satu kartu termasuk bansos daerah.
"Ini merupakan kebijakan bansos yang revolusioner, baik dari peningkatan penerima yang signifikan maupun transformasi teknologinya," kata Khofifah.
Inovasi keknologi perbankan juga terus ditingkatkan, terutama untuk menjangkau daerah terpencil, kepulauan dan pedalaman, serta perbatasan melalui EDC offline serta VSAT. Apresiasi positif baru-baru ini juga mengemuka dalam forum APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation), dimana Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengapresiasi Indonesia dalam penanggulangan kemiskinan.
"Presiden Trump memuji Indonesia sebagai salah satu negara yang mampu bertransformasi cemerlang di Asia, khususnya mengapresiasi pengentasan kemiskinan yang telah dilakukan sejak 1990-an. Indonesia bisa mengangkat dirinya sendiri dari kemiskinan dan kini menjadi salah satu bangsa yang memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi di antara negara-negara G20," terang Khofifah mengutip pidato Trump.
Dihadapan  para calon pendamping PKH yang mengikuti tes seleksi, Mensos berharap, kelak ketika mereka lolos seleksi, pendamping PKH akan bangga  karena mereka adalah bagian dari sebuah langkah besar negara dalam mewujudkan masyarakat sejahtera yang adil dan merata.
"Maka banggalah kalian menjadi pendamping PKH. Kalian menjadi bagian dari perubahan besar  menuju Indonesia yang lebih baik. Mari bersama-sama terus bergerak maju dan fokus dalam upaya pengentasan kemiskinan," harap Mensos.
Ada motivasi-motivasi yang mendorong mereka untuk tidak miskin lagi. Pendamping menjadi lini terdepan untuk memutus mata rantai kemiskinan sebagaimana tujuan bansos PKH. Hal ini bisa ditemukan dalam berbagai testimoni penerima PKH yang sudah mandiri. Mereka selalu menyebutkan bahwa motivasi dari pendamping sangat besar pengaruhnya.