Mohon tunggu...
Prabu Ayesa Hendarwan
Prabu Ayesa Hendarwan Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Hubungan Internasional

Fakir ilmu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

76 Tahun, Apakah Indonesia lebih baik dalam hal demokrasi? (Dilihat dari Sudut Pandang Internasional)

17 Agustus 2021   08:33 Diperbarui: 17 Agustus 2021   13:11 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Setelah berakhirnya perang 2 gagasan besar antara Sosialisme dan Demokrasi barat, yang akhirnya dimenangkan oleh Demokrasi barat, Sistem demokrasi dewasa ini dianggap sebagai sistem pemerintahan yang paling ideal, karena dengan sistem ini negara harusnya memberi ruang sebebas bebasnya bagi masyarakat dalam bidang sosial, politik dan ekonomi. Namun sejauh ini apakah Indonesia sudah pada tahap yang benar benar demokratis? Penulis coba akan menganalisa serta memberikan argumen dari sudut pandang global/Internasional.

Sistem Demokrasi yang berjalan dalam suatu negara tidak terlepas pengaruhnya dari faktor eksternal, kedekatan suatu negara dengan negara lain akan sangat berpengaruh bagi keberlangsungan Politik serta demokrasi didalam suatu negara, mengap begitu ? Ada 3 faktor eksternal yang berdampak besar pada keberlangsungan demokrasi dalam suatu negara, yaitu

1.Militerisasi

Kemajuan militer suatu negara sudah pasti sangat mempengaruhi negara lain, dalam sistem keamanan Internasional, kita mengenal yang namamya "security dillema" yaitu ketakutan suatu negara jika negara tetangga nya memperkuat ataupun menambah anggaran untuk militernya. Hal tersebut tentu membuat ketakutan bagi negara tetangga karena bisa dianggap sebagai suatu ancaman, dengan adanya ketakutan tersebut, tentu negara juga akan menambah anggaran militer nya demi mengantisipasi kekuatan militer negara tetangga, akhirnya anggaran yang seharusnya bisa digunakan untuk membiayai kebutuhan lain dialihkan untuk mempersenjatai militer. Selain daripada memperkuat kekuatan militer dalam bentuk amunisi dan menambah anggaran belanja, negara juga akan lebih waspada, khususnya terhadap aktifitas warga negara nya, negara akan memantau setiap aktifitas warga negara, bahkan bisa saja sampai kepada tahap membatasi gerakan tiap warga negara karena ketakutan yang berlebihan yang berasal dari luar dan setiap aktifitas warga negara yang dianggap membahayakan kedaulatan negara akan coba dibungkam dan di sorot oleh pemerintah, ini lah yang kemudian menjadi faktor memperlambat kemajuan demokrasi dalam suatu negara.

2.Ekonomi

Negara yang memiliki kestabilan dalam perekonomian tentu warga negaranya akan lebih memiliki kehidupan yang damai, kemajuan serta kestabilan perekonomian negara lain juga akan berdampak pada suatu negara. Kemajuan ekonomi suatu negara tidak lagi digunakan untuk Keberlangsungan hidup warga negaranya, tetapi semata mata hanya untuk ajang pamer kekuatan bagi negara lain, ketakutan akan ketertinggalan dalam bidang ekonomi tentu akan membuat negara melakukan berbagai cara demi meningkatkan perekonomian negaranya, mulai dari membuka investasi seluas-luas nya, hingga menambah utang luar negri dengan alih menjadi modal. Hal tersebut kadang justru menjadi bumerang bagi suatu negara dalam kemajuan demokrasinya, karena dengan menguatkan sektor ekonomi dengan pelbagai cara akan berimbas banyak pada demokrasi negara tersebut, misal suatu negara membuka keran investasi seluas-luasnya, hal tersebut akan membuat persaingan antara pengusaha lokal dan pengusaha luar, dan hal tersebut justru membuat keecemburuan sosial serta ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Lebih jauh akan berimbas kepada gelombang distrust tersebut terhadap masyarakat sipil yang tidak mendapat peran penting di tiap-tiap perusahaan asing yang ada, dengan adanya ketidakpercayaan tadi, maka jelas pula masyarakat akan bergejolak untuk menetang pemerintah, sedangkan seperti yang disebutkan diatas, pemerintah dengan alih-alih demi memperkuat ekonomi tidak akan menghiraukan aspirasi masyarakat nya, dan hal tersebut menjadi pertanda bahwa demokrasi telah mundur atau bahakan tak berlaku.

3.Masyarakat Internasional

Masyarakat adalah aktor penting dalam berjalan nya demokrasi dalam suatu negara, dengan adanya masyarakat yang paham serta peka terhadap persoalan yang terjadi maka akan lebih cepat kemajuan demokrasi suatu negara. Berpengaruh nya masyarakat internasional terhadap demokrasi suatu negara bisa dilihat dari apa yang terjadi di Negara arab. Kejadian Arab spring di negara arab menjadi contoh mutlak bahwa prilaku masyarakat di negara tetangga akan memberikan domino efffect terhadap masyarakat lokal. Dalam kejadian Arab spring, Tunisia sebagai negara pertama yang berhasil menggulingkan keditaktoran pemimpin nya mempengaruhi negara negara tetangga nya untuk melakukan sebuah revolusi, yaitu Libya, Mesir dan Suriah, walaupun sampai pada saat ini Suriah masih dalam masa gejolak politik dan pemimpin nya masih mampu mempertahankan kekuasaan. Berbeda dengan Suriah, Libya dan Mesir berhasil menurunkan rezim otoriter di Negaranya. Jelas berarti bahwa prilaku Masyarakat di negara luar akan berdampak pada prilaku di negara lain, hal tersebut akan memacu prilaku masyarakat suatu negara untuk melakukan hal yang sama jika mereka merasa sedang mengalami hal yang sama.

Dari ke 3 variabel tersebut bisa dilihat Indonesia saat ini sedang mengalami kemunduran dalam hal dedemokrasi, karena dalam segi militer Indonesia cukup menggelontorkan anggaran yang besar, kemudian dalam segi Ekonomi oemerintah terus melakukan penguatan walaupun tidak ada kenaikan yang stabil dalam pertumbuhan ekonomi, kemudian Indonesia juga tidak memiliki contoh dari masyrakat negara tetangga yang mampu melakukan revolusi, Thailand misalnya, masyarakat disana yang mengklaim sebagai kelompok pro-demokrasi juga tidak mampu menggulingkan rezim monarki disana.

Kesimpulan nya, selama 76 tahun dan sudah memasuki 23 tahun Reformasi, dalam hal demokrasi di Indonesia jika ditilik dari sudut pandang Internasional, Indonesia belum mampu menciptakan negara yang demokratis bagi masyarakat nya, karena ketidakmampuan Negara dalam mendistribusikan anggaran, Memperkuat ekonomi dengan cara berdikari, serta belum utuhnya masyarakat khususnya kaum muda dalam kepekaan dibidang politik, beberapa hal tersebut tentu bisa menjadi tolak ukur bagaimana keberlangsungan demokrasi suatu negara dan apakah negara sudah lebih baik dalam hal demokrasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun