Mohon tunggu...
Prabu Bolodowo
Prabu Bolodowo Mohon Tunggu... wiraswasta -

" I WANT TO MAKE HYSTORY, NOT MONEY."

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sudah Presiden pun Jokowi Tetap Bersepeda ke Istana Negara

25 Agustus 2014   21:45 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:35 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Meski pun mendapatkan pengawalan Paspampres 24 jam seminggu penuh, Presiden Jokowi bergeming dengan hobbinya, blusukan. Begitu pula dengan kegemaran bersepeda ke kantornya saat menjadi DKI 1, kemungkinan tak akan hilang saat menjadiRI 1.

“Itu kami yang atur. Masak, saya yang diatur protokol, enggak kebalik?” ujar Jokowi saat ditanya tentang keberadaan Paspampres yang selalu mengawalnya.

Sudah presiden pun Jokowi bakal bersepeda ke Istana? Ya. Ini bukan ramalan uztad abal-abal yang sekarang di bui. Namun hasil penerawangan tersetruktur, sistematif dan massif (TSM). Bahwa Presiden ke 7 Jokowi akan tinggal di Istana Negara! Artinya, bangunan megah di jl. Merdeka, Jakarta, yang menjadi symbol negara ini, selain sebagai kantor kepresidenan akan berfungsi pula sebagai rumah-tinggal Jokowi.

Alasan utama Jokowi bakal berumah di istana negara, karena beliau yang bukan titisan Allah ini tidak memiliki rumah-tinggal pribadi di Jakarta. Beda macam presiden sebelumnya. Presiden Soekarno punya rumah pribadi di Kebagusan. Suharto punya rumah di Cendana, Menteng, Jakarta Pusat. Habibie di daerah Kuningan, Jakarta Selatan dan Soesilo Bambang Yudhoyono berumah di Cikeas, perbatasan Bogor-Jakarta.

Republik ini memang tak menyediakan rumah dinas presiden. Namun untuk Kepala daerah dan Gubernur bank Indonesia, negara menyediakan rumah dinas beserta fasilitas mewah. Air, listrik, sopir, tukang masak, tukang cuci sampaiurusan tukang ngusir lalat di kebun, dibayar negara.

Dulu, diawal SBY jadi presiden sempat muncul wacana perlu disediakan rumah dinas presiden. Wacana ini ada menyusul setelah rombongan SBY bikin ulah tragedy maut di tol cibubur, ketika personel polisi menghentikan lalulintas di jalan tol dan memberi jalan iring-iringan mobil Presiden SBY. Dhuarrr…! Sejumlah nyawa pun melayang.

Karena rumah SBY relative jauh sekaligus menghindari kembali kecelakaan konyol tersebut, diusulkan presiden naik helicopter. SBY menolak. Kalau gitu, tinggal saja di Istana? Tak sudi, kata Presiden. Lalu ramailah DPR mengusulkan rumah dinas presiden yang dekat istana, atau paling tidak masih di Jakarta.

Entah alasan takut dibully rakyat atau antar fraksi sedang rebutan tender proyek rumah dinas presiden, wacana tersebut menguap. Kering macam tai ayam. Hangat awalnya, lama-lama ilang pulak baunya. Sampai SBY pamitan, rumah dinas presiden pun tak terealisasi.

Alasan kemanusiaan dan social, jika para presiden terdahulu menginginkan membina rumah tangganya di rumah pribadi, bukan di istana. Seperti tertulis dalam "Biographi Soekarno", Bung Karno dan bu Fatmawati, menginginkan putra-putrinya yang saat itu masih kanak-kanak, menginginkan agar anak-anak tumbuh jiwanya seperti anak umumnya. Dan hal demikian tak akan di dapat jika anak-anaknya tinggal di Istana.Kuatirnya, teman sekolah anak-anaknya jika mau bermain ke istana harus nyerahin KTP, kan ribet. Tinggal di Istana juga bakalan tidak bisa manggil abang baso lewat. Lagian kalau manggil baso, mesti perlu mentraktir personel Cakrabirawa. Mau makan sendiri kan malu. Bisa-bisa dibilang anak presiden kok pelit, hehehe…

Soehartopun begitu. Dalam bukunya “Pikiran ,Tindakan dan Ucapan Saya”, Pak Harto dan Bu Tien ingin membesarkan anak-anak yang masih kecil di rumah pribadi. Bukan di Istana.

Namun alasan membesarkan anak-anak ini tak berlaku pada presiden-presiden selanjutnya. Habibie tak perlu membesarkan anaknya ketika menjadi Presiden, karena ke dua anaknya memang sudah besardan tinggal di Jerman saat itu. Begitu pula Gus Dur. Putra-putrinya juga sudah besar-besar. Juga Penggantinya, Presiden Megawati, anaknya sudah besar dan jadi pengurus partai. Lalu pengganti Megawati yaitu mantan menterinya, SBY dan ibu Ani juga emoh tinggal di istana meskipun putra-putranya sudah jadi orang.

Nah, beda dengan Presiden ke 7. Jokowi yang menjadi presiden tanpa mendesak Tuhan, dan dengan mengenal gaya serta kepemimpnannya, beliau bakal memakai Istana Negara tidak hanya sebagai kantor kepresidenan, tetapi sekaligus juga merangkap sebagai rumah tinggal.

Maka tiada alasan bagi Jokowi untuk tinggal di rumah pribadi di Solo. Anak-anaknya pun sudah besar dan menjadi pengusaha besar. Kalau dipaksakan tinggal di rumah pribadi di Solo, bisa-bisa di gamparin sama kubu seberang. Namun andai Jokowi maksa beli rumah di Jakarta untuk dekat keluarga sekaligus menyelesaikan tugas kepresidenan, kuatirnya koalisi merah putih yang konon permanen akan segera lapor ke Abraham Samad, “Hei, KPK! Kalian periksa presiden barumu. Belum terima gaji presiden, kok bisa beli rumah mewah!”

Nah, dari pada dari pada demikan, maka tiada pilihan selain Pak Jokowi dan Ibu Iriana tetap tinggal di Istana Negara. Tetap masih bisa bersepeda, sekaligus mengurangipemborosan bbm yang diminum puluhan mobil Paspampres. Andai ingin baso, sate solo atau tongseng kambing, dipastikan jutaan relawan segera mengirimnya.

Istana Negara sebagai rumah tinggal Jokowi, tak ada yang perlu di kuatirkan bakal jorok dan kotor. Sebab presden ke 7 ini tak punya hobby balap mobil apa lagi pelihara kuda ex luar negeri.

Gimana pembaca, setuju? Like.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun