Mohon tunggu...
Prabu Bolodowo
Prabu Bolodowo Mohon Tunggu... wiraswasta -

" I WANT TO MAKE HYSTORY, NOT MONEY."

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

KPI Gagal Paham Soal Tayangan Televisi

25 September 2014   05:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:37 1298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Seekor tikus kecil warna coklat berlari kencang lalu menyelinap masuk lobang. Sang tikus pun selamat dari tangkapan seekor kucing. Di balik lobang, si tikus cengar cengir sambil menyiapkan perangkap tikus. Di atas perangkap lalu diletakkan seutas tali yang menjulur keluar lobang. Melihat ekor tikus yang amat seksi, tanpa pikir panjang si kucing merogoh lobang : Woargnnhhhhhh.....!!! teriak kucing kesakitan. Melihat kaki kucing kejepit jebakan, tikus tertawa girang.

Itulah cuplikan episode Tom & Jerry. Film animasi karya animator William Hanna dan Joseph Barbera (Hanna-Barbera) yang kemudian diproduksi oleh Metro-Goldwyn-Mayer (MGM) Cartoon Studio ini, tak hanya digemari anak-anak. Tapi sayapun yang sudah beranakpinak bisa terkekeh-kekeh melihat kelicikan tikus bernama Jerry dalam menghadapi kucing bernama Tom yang bernafsu dan opurtinistis.

Meski memiliki karakter bertolak belakang, tidak selamanya Tom dan Jerry selalu bermusuhan. Dalam pikiran mereka, musuh abadi maupun koalisi permanen itu nonsen. Pernah dalam satu episode, Tom & Jerry bergaul mesra.Lebih-lebih jika mereka punya musuh bersama, serta punya niat sama, Tom & Jerry bekerja sama secara sistematis dan terukur. Sehingga bikin sang target tak berkutik.

Saking hobinya saya sekeluarga nonton tayangan Tom & Jerry di global TV, ada beberapa fakta menarik dari kartun ini :

>Jika muncul tokoh manusia dalam serial Tom & Jerry, ternyata wajah manusia tersebut tak pernah di tampilkan. Entah apa alasannya.

>Dalam setiap episode, Jerry sebagai tikus kecil lebih pintar daripada Tom si kucing abu-abu.

>Meskipun banyak adegan kepruk-keprukan sampai gepeng. Faktanya Tom dan Jerry tak juga mati. Adegan ini justru seru dengan olahan animasi lucu.

> Jika bulunya disingkap, Tom ternyata pakai celana dalam boxer.

>Nyaris dalam setiap episode Jerry selalu menang. Tetapi ada beberapa seri yang diakhiri keberhasilan Tom.

>Tidak selamanya mereka bermusuhan. Saat sepi menggelayut, kadang Tom merindukan Jerry. Begitupun Jerry, rindu dekapan Tom. Meski tidak semuanya berakhir bahagia.

Meskipun berjudul Tom & Jerry, film animasi yang populer di TVRI sejak 1970an ini tidak hanya dibintangi oleh kucing dan tikus. Ada Spike, seekor anjing bulldog yang selalu kepingin menghajar Tom. Anjing ini selalu diusilin oleh Jerry, namun yang menjadi sasaran amukan Spike selalu Tom. Kadang kita yang nonton ikut dibuat gemas sama kekonyolan Jerry ini.

Selain Spike, ada tokoh bernama Mammy Two Shoes. Wanita gemuk berkulit hitam ini ketika muncul tidak pernah terlihat wajahnya. Dalam setiap episode, tokoh manusia ini selalu dekat dengan Tom. Kadang memberinya makan. Saking misteriusnya, beredar rumor bahwa mammy Two Shoes ini mungkin berwajah anjing?

Itulah sejumlah kesan ketika saya sekeluarga nonton kartun Tom & Jerry. Ketika pulang kerja,lalu kumpul bersama keluarga dengan celetukan-celetukan lucuyang dilontarkan anak-anak saat melihat adegan Tom & Jerry saling timpuk-timpukan, adalah suasana yang tak bisa dibeli dengan uang. Dan suasana demikian akan segera hilang, karena Komisi Penyiaran Indonesia memberi peringatan keras kepada 3 stasiun tv yang menyiarkan film kartun Tom & Jerry.

Seperti diberitakan, KPI mewanti-wanti perihal tayangan anak di televisi yang banyak adegan kekerasan dan dinilai tak pantas disaksikan anak-anak. Dikutip dari kompas.com, dalam siaran pers, Senin (22/9) Komisioner KPI Agatha Lily merilis sejumlah tayangan yang dinilai berbahaya yaitu 3 (tiga) tayangan anak dan kartun. Yang termasuk dalam kategori berbahaya termasuk Tom & Jerry.

Menyimak siaran pers demikian, sungguh saya miris dengan masa depan republik ini. Ternyata kita keliru memilih pemimpin. Tayangan sinetron dungu bin dodol dilolosin, sementara film animasi berkelas dan menghibur dibasmi.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun