Soal aroma, wanita dan pria punya selera sama, wangi. Begitupun isteri saya, saat pulang kerja segera ia menggelandangku ke bawah shower, mandi. Selesai mandi, kemudian ia menyemprotkan chanel ke tubuhku. Dengan mencium aroma khas, segar, menantang dan wangi semerbak dari badanku ini, barulah ia berani, hmm.... memelukku.
Begitupun sebagai suami, aku suka wanita wangi. Jika, isteriku bau asap jengkol bakar, dipastikan aku sudah pindah ke lain hati. Soal wanita wangi, bagi lelaki adalah segalanya.
Namun, tidak demikian yang kuamati perihal selera Presiden RI ke 7 ini. Negeri ini sebenarnya punya banyak stock wanita wangi. Tetapi anehnya, justru Jokowi lebih tertarik dengan wanita bau amis.
Namun jika dicermati lebih dalam, ketertarikan Jokowi kepada wanita bau amis ternyata dimulai ketika saat kampanye pilpres 2014. Saat itu Jokowi dan rombongan menggunakan pesawat carteran dari Banjarmasin menuju Malang.
Belakangan, publik paham jika pesawat yang mengangkut Jokowi dan rombongan rupanya pesawat carter milik maskapai Susi Air. Sebagaimana dikutip Tempo.co, dalam kondisi normal, Jokowi memang biasa dengan pesawat komersial untuk berkampanye di daerah-daerah. Namun jika daerah tersebut tak dapat dijangkau dengan jadwal pesawat komersial, Jokowi baru menggunakan pesawat carteran.
Dengan sejarah seperti itu, maka tiada keliru jika sebagai Presiden RI, Jokowi memilih Susi Pudjiastuti untuk memimpin Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jokowi mengenal Susi Pudjiastuti yang tidak tamat SMA ini, sebagai tukang jualan bakul ikan yang sukses, demikian ucap Presiden RI ke 7 ini memperkenalkannya ke publik.
Jelas jokowi tidak mau gegabah, benar negeri ini soal wanita wangi stocknya berlimpah. Tapi buat apa punya aroma tubuh wangi jika akhirnya korupsi. Biar SBY saja yang merasakan dikelilingi banyak wanita wangi. Meskipun akhirnya harus meninggalkannya karena masuk penjara; Angelina Sondakh, Ratu Atut, Miranda Gultom adalah wanita wangi yang cerdas, berkelas dan modis.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H