Mohon tunggu...
Prabu Bolodowo
Prabu Bolodowo Mohon Tunggu... wiraswasta -

" I WANT TO MAKE HYSTORY, NOT MONEY."

Selanjutnya

Tutup

Money

Ini Jawaban Iklan Rokok: Tidak Ada Yang Dilanggar!

9 September 2014   16:26 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:13 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Reportase kompasianer tentang “ Iklan Rokok Melanggar Polisi Diam Saja”, perlu dikritisi lebih komprehensif. Karena tulisan yang diolah hasil mulung sampah informasi jagat digital online ini berpotensi menjadi sumber fitnah yang menyesatkan pembacanya.

Tulisan yang dijadikan headline oleh admin kompasiana ini mempersoalkan gambar (foto) orang merokok, yang menurutnya telah melanggar Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor  19 Tahun 2003 Tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan yang dikeluarkan oleh Presiden Republik Indonesia. Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) DILARANG : © memperagakan atau menggambarkan dalam bentuk gambar, tulisan atau gabungan keduanya, bungkus rokok, rokok atau orang sedang merokok atau mengarah pada orang yang sedang merokok.

Lalu ia mempertanyakan, “kenapa polisi diam saja?”

Jawabannya mudah: Polisi diam saja, 1). karena memang tak ada yang dilanggar iklan rokok tersebut. Tak ada yang salah dengan gambar iklan rokok yang bannernya dapat kita temui di pojok jalan desa/kota seantero nusantara. 2). karena LSM dan penggiat anti rokok tak membuat laporan ke polisi.

Selanjutnya, soal salah dan benar suatu obyek hokum (perkara), bukan lagi urusan polisi, pelapor atau terlapor. Salah dan benar yang memutuskan adalah hakim di pengadilan.

Kreatifitas Tukang Marketing

Gambar iklan rokok yang dipersoalkan dan bikin galau penggiat anti rokok, sejatinya hasil sang creator peradaban yang bernama Tukang Dagang atau dalam bahasa periklanan disebut creative director.

Orang kreatif sudah tentu cerdas. Dan orang cerdas beda dengan orang pintar.Anak pintar dikasih soal 5 x 5 akan menjawab 25, lalu 10 x 15 pasti dijawab 150. Memang betul, dan dapat nilai A. Sebaliknya anak cerdas akan menjawab 5x5 = 5+10=25, 10x15=(10:2)+(15:3)x15=150. Dan semakin cerdas anak itu ia akan memakai rumus-rumus matematika yang lebih rumit. Fakta membuktikan, orang cerdas hidupnya selalu berhasil dan sudah tentu kaya raya. Karena orang cerdas selalu bisa mengeksplor masalah untuk mencapai hasil optimal.

Banyak contoh di negeri ini, padahal cuma lulusan SMA ia punya karyawan puluhan ribu dengan omset Rp.3 trilyun setahun. Sebaliknya Ryan lulusan S2 dari Universitas Indonesia ingin bunuh diri karena sulit cari kerja!

Anehnya, orang cerdas selalu tidak dapat menyelesaikan sekolahnya sampai lulus mengantongi ijazah. Mark Zuckerberg, lupa kuliah karena keasyikan bikin facebook (bukan asyik update status). EddiE haRA, tidak selesai kuliah di ISI yogya, karena sejak semester 3 menghilang dan asyik berpameran ke manca negara. Kini menetap Basel, Switzerlan, sebagai curator senirupa yang di akui dunia. Seluruh benua di dunia ini telah dijelajahinya. Sementara dosennya yang pintar, hingga akhir hayatnya, cuma mampu keliling nusantara alias rekreasi di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.

Kembali ke topic. Gambar (foto) orang meorang merokok yang terpampang di banner dan baliho tidak menyalahi aturan. Karena gambar orang merokok tersebut ditampilkan sebagai “peringatan”, alias ilustrasi atau contoh bahwa rokok itu penggunaannya perlu diisap melalui mulut. Sama seperti model bungkus rokok tahun 80an, dibungkusnya tertulis : “PERINGATAN PEMERINTAH: MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI, DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN.”

Kini ketika orang mulai paham tentang rokok, dunia periklanan pun mulai mengantisipasi eksistensirokok agar tak tergerus peradapan, dan hanya menjadi dongeng belaka. Dikuatirkan nasib rokok akan sama dengan susur nenekmu. Coba tanyakan ibumu, susur dan paidon itu apa? Pasti mamamu bingung jawabnya.

Salam orang kreatif

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun