Mohon tunggu...
Prabu Bolodowo
Prabu Bolodowo Mohon Tunggu... wiraswasta -

" I WANT TO MAKE HYSTORY, NOT MONEY."

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dipulangkan Setelah Enam Tahun Disetubuhi

23 Juni 2010   08:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:20 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

kenalkan nama saya bakrie award, berkelamin perempuan. saya merupakan anak biologis dari seorang ibu bernama freedom institute dan seorang ayah kaya raya bernama achmad bakrie. namun jika kalian bertanya berapa jumlah saudara saya, maaf saya tak bisa menjawabnya. saya kurang cakap untuk menghitung berapa jumlah saudara saya, karena nyaris setiap tahun, ibu saya selalu melahirkan adik-adik saya dengan memberi nama yang sama: bakrie award. pernah suatu ketika saya bertanya kepada orang tua, kenapa ayah dan bunda tidak ikut program keluarga berencana?

"kb hanya untuk mereka yang bekerja sebagai pegawai dan pejabat negara, sementara ayah adalah pengusaha kelas dunia", begitu jawaban ayah saya. dalam hati saya berpikir, ayah benar, pegawai dan pejabat negara cukup dua anaknya, biar tak membebani anggaran pendapatan belanja negara.

sebagai anak pengusaha kelas dunia saya cukup bahagia. karena sejak lahir selalu dimanja. apa yang saya minta selalu tersedia. sebagai putri keluarga kaya-raya sudah tentu paras saya cantik jelita. karena ibu saya selalu rajin merawat tubuh saya dengan berbagai ramuan jamu dan cosmetika produk ternama.

sungguh, kecantikan dan kemolekan tubuh saya nyaris menyamai luna maya. maka jangan dikira sombong jika saya mengatakan banyak seniman, intelektual, akademisi bahkan politisi mencoba menggoda saya hingga terpesona. namun sayang dalam memilih jodoh, saya tidak punya kuasa. karena orang tua saya ini selalu menjodohkan kami sesuai seleranya disamping punya kriteria  bibit, bobot, dan bebet. maklumlah ayah saya seorang pengusaha kelas dunia. jadi sudah barang tentu dalam menjodohkan saya, ayah akan melakukan investigasi terhadap calon menantunya dari berbagai sudut.  maka dalam urusan demikian, kami anak-anaknya tidak punya pilihan. saya pun harus mengikuti tradisi dikawinkan seperti kakak-kakak saya terdahulu.

seingat saya pada tahun 2003, dua kakak perempuan saya dijodohkan oleh orang-tua dengan ignas kleden dan sapardi damono. dan sampai kini mereka dapat membina keluarga harmonis.

lalu tahun berikutnya yaitu 2004, saya dan adik saya dijodohkan sesuai pilihan orang tua: saya dikawinkan dengan goenawan mohammad dan adik saya dijodohkan dengan nurcholish madjid. sayang adik saya cuma dapat membina rumah tangga hanya selama setahun, karena suaminya meninggal dunia akibat penyakit sirosis hati. seminggu setelah adik saya menjadi janda, saya mendapati tulisan mas gun di catatan pinggirnya, "Ya, Nurcholis adalah guru tentang kata-kata yang tidak menusuk, tidak berteriak".

setahun usia perkaswinan saya dengan mas gun cukup bahagia. begitu pula dengan mas gun, saya yakin ia tak hanya bahagia mendapatkan saya, namun juga bangga. lelaki mana sih yang tidak bangga mendapatkan jodoh gadis cantik jelita putri konglomerat? saya ingat, saat resepsi itu mas gun tanpa sungkan menggendong saya, menciumi saya dihadapan undangan penting. lalu puluhan wartawan mengabadikan momen bersejarah itu. dan esoknya peristiwa tersebut menjadi head line di semua media cetak dan tv: "mendapat bakrie award, goenawan mohammad bahagia".

bulan madu kami lalui dengan suka-cita. kami juga mendapat sejumlah undangan talk show. banyak kalangan baik dari seniman maupun intelektual selalu dengan antusias menyimak pemikiran-pemikiran mas gun. bahkan kami menjadi icon keluarga harmonis. saya kira mereka juga punya obsesi bagaimana mendapat jodoh seorang gadis cantik putri konglomerat.

namun sayang, menginjak tahun ke empat perkawinan kami, bahtera kapal rumah tangga kami sering mendapat gelombang besar. sejak itu pula kami sudah diberitakan oleh wartawan infotainment kalau kami sudah pisah ranjang. memang saya akui, jika saya tak cuma pisah ranjang, namun juga sudah tak dihiraukan lagi oleh mas gun. beda banget perlakuan mas gun saat kami menikmati bulan madu. di mana ketika itu saya selalu di manja, di belai dan menjadi perbincangan hangat di kalangan teman-teman mas gun. hingga tahun-tahun berikutnya merupakan tahun yang sulit bagi hubungan kami. benar-benar mas gun bertambah dingin. saya tak pernah di sentuh, bahkan diperbincangkan. hingga saya mengalami depresi.  coba isteri mana yang tidak tahan dicuekin sang suami? saya pernah nanya ke mas gun, apa kesalahan saya, kok saya dicuekin, mas? namun mas gun tak mau menjawab. justru dengan sembunyi-sembunyi, mas gun mendiskusikan hubungan kami dengan rekan-rekannya. dan hasilnya, saya dikembalikan kepada orang tua saya. sedih, hiks. dan semakin sedih lagi, mas gun memulangkan saya disertai uang Rp.54 juta. remuk redam hati saya melihat sikap mas gun yang demikian. saya tak melihat lagi sosok mas gun yang demokrat, plural dan bijak. semoga puisi ini bisa di baca mas gun :

mas gun,

enam tahun kau setubuhi aku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun