Mohon tunggu...
Prabu Bolodowo
Prabu Bolodowo Mohon Tunggu... wiraswasta -

" I WANT TO MAKE HYSTORY, NOT MONEY."

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tukang Sate dapat Dukungan SDA, Sejumlah Doktor Protes

2 November 2014   00:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:55 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah Wakil Ketua DPR, Fadli Zon, mengunjungi keluarga MA di Ciracas, Jakarta timur. Kini mantan menteri agama era SBY, Suryadharma Ali (SDA), memberikan dukungan terhadap tukang sate, MA.

Kepada media, SDA menjelaskan, media sosial adalah tempat untuk setiap orang berekspresi dan menyatakan pendapat. Tindakan MA yang mengunggah gambar pornografi sekaligus menghina orang lain adalah tindakan biasa. “Dari pengguna media sosial kan biasa, mereka menyampaikan kritik dan pujian, menurut saya itu biasa-biasa saja,” ujar Suryadharma, seperti dilansir situs bijaks.net (31/10/14).

Mantan Menteri Agama ini berharap, pihak Jokowi mau mencabut gugatannya dan memaafkan pelaku. Apalagi, ibu pelaku juga sudah bersedia minta maaf dan sujud di kaki Jokowi.“Ya, itulah pengorbanan orang tua, dia mau melakukan apa saja untuk penderitaan anaknya berakhir. Kita lihat saja nanti, mudah-mudahan apa yang terjadi saat ini sebuah kekeliruan dan tidak akan terjadi pada masa akan datang,” ujar Suryadharma.

Seperti diberitakan, akibat mengunggah foto porno dengan mengedit wajah Jokowi dan Megawati, MA ditahan di Bareskrim, Mabes Polri. Sejak MA ditahan, sejumlah politisi dan kelompok masyarakat mendatangi keluarga MA untuk memberikan simpati.

Meski sudah ditahan polisi, keberuntungan ternyata memihak MA. Ketua Presidium JMP menyerahkan bantuan modal usaha langsung kepada keluarga MA. Kepada media, Nanik S Deyang mengatakan, “JMP menyerahkan bantuan Rp35 juta. Dana ini hasil dari iuran anggota JMP,” katanya saat mengunjungi kediaman MA di Ciracas, Jakarta Timur, seperti dikutip tribunnews.com (31/10/2014).

Atas perbuatan MA yang menuai simpati ini, muncul sejumlah respon dari para akademisi, terutama dari kalangan penyandang gelar doktor.

Dikabarkan, jika para doktor mendadak rame-rame mengajukan surat pengunduran diri ke Kementerian Pendidikan Tinggi dan Riset. Alasannya?

Mereka protes. Karena tidak ada keadilan dalam pembayaran honor. Seorang doktor yang menulis untuk materi seminar 10 halaman, Cuma dikasih Rp.2 juta. Sementara, MA yang Cuma sekali upload gambar porno dapat honor Rp.35 juta.

Mikirrrr...!***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun