Mohon tunggu...
Prabu Bolodowo
Prabu Bolodowo Mohon Tunggu... wiraswasta -

" I WANT TO MAKE HYSTORY, NOT MONEY."

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Ini Penampakan "Palace In The Sky", Setelah 30 Tahun Marcos Tumbang

13 Januari 2015   17:02 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:15 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_390441" align="aligncenter" width="493" caption="Palace in the park, dilihat dari pos jaga"][/caption]

"Palace in the sky" yang berupa mansion ini berada di pucuk tertinggi sebuah gunung di Tagatay, 2 jam bermobil dari pusat kota Metro Manila ke arah selatan.

Jalan menuju kesana mengingatkanku seperti jalur puncak. Udaranya sejuk. Namun anginnya sangat kencang. Bahkan nyaris menerbangkan hp saat kugunakan memotret.

[caption id="attachment_390443" align="aligncenter" width="300" caption="dari puncak mansion ini, Marcos memantau demontrans."]

1421117538122215491
1421117538122215491
[/caption]

Rumah besar (mansion) ini berlantai tiga. Dari lantai teratas yang luasnya 4 kali lapangan basket, wow... kulihat panorama yang indah. Kita dapat melihat gunung api Taal di tengah danau, jalan berkelok dan deretan bukit hijau. Sejauh mata memandang, akan menggelorakan jiwa.

[caption id="attachment_390444" align="aligncenter" width="300" caption="kini, mansion menjadi tempat pelancong menikmati panorama gunung api Taal"]

1421117641861080167
1421117641861080167
[/caption]

Namun panorama sekitar yang penuh inspiratif ini sangat kontradiktif dengan mansion yang kupijak ini. Toilet tidak ada airnya. Hujan telah membuat keropos plafon. Begitupun pintu dan jendela hilang. Tembok kusam dan berlumut.

Di lantai dua terdapat beberapa kamar besar. Dan saat ini dipakai restourant yang interiornya kusam. Sementara lantai dasar disesaki sekitar 50 pedagang souvenir.

14211177701845572262
14211177701845572262
Dari lantai dua, bisa terlihat halaman dengan bekas kolam renang dan panggung teater dengan sejumlah pilar. Andai bangunan ini finish, keindahannya mirip kuil phartenon, klasik dengan sentuhan arsitektur postmo.

Sosok Marcos, dipuncak kekuasaannya tiada kemustahilan untuk mendapatkan yang diinginkan.

Konon, sebelum membangun mansion pada akhir 1982, Marcos menggusur ribuan petani yang biasa becocok tanam nanas, bawang, sawi dsb, di pucuk gunung tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun