Tanah Papua Untuk Indonesia- Jaminan keamanan nasional, baik menghadapi tantangan infiltrasi pihak asing maupun tantangan yang dihadapi di dalam negeri merupakan prasyarat eksistensial dari sebuah negara bangsa. Kita mendapatkan pelajaran penting dari perang abad ini di Ukraina dan di Palestina, bahwa "eksistensi negara berdaulat" itu ternyata sangat utama, lebih utama, dan bahkan harus menjadi prioritas terutama. Ketika sebuah negara tidak berdaulat "ditunjukkan dengan kepemimpinan nasional yang lemah" maka segala kemajuan pembangunan, tujuan pemerataan dan keadilan disegala dimensi pembangunan, tidak akan tercapai, jika negaranya sendiri dapat di intervensi, dimodifikasi dan bahkan diarahkan menjadi "puppet" kepentingan negara lain..Â
Presiden itu adalah kepala negara dan juga sebagai kepala pemerintahan, fungsi leadership itu adalah memegang kendali atas nahkoda kapal besar bernama Indonesia. Maka dari itu sangat penting bagi Presiden yang akan memimpin Indonesia kedepannya, mampu bertindak dengan berani dan tanpa sedikitpun ragu ragu untuk hanya sekedar menegosiasikan kepentingan nasionalnya.Â
Keberanian dalam menghadapi "crossing" kepentingan negara negara maju dengan tradisi diplomatik yang kuat (dapat menekan negara negara lain dengan keputusan embargo ekonominya), maka Indonesia di hari ini harus memastikan nahkoda presiden republik Indonesia harus memiliki karakter yang tangguh dan kuat..Â
Rasa percaya "trust" yang dapat kita berikan kepada kepemimpinan presiden di masa Pemerintahan Prabowo - Gibran adalah garansi nilai nilai patriotisme dan rasa cinta tanah air yang akan membuat kesejukan, kedamaian, ketentraman, stabilitas pembangunan fondasi ekonomi, ditengah tengah ketegasan dan keberanian kepemimpinan presiden kita untuk menghadapi diplomasi negara negara kuat lainnya, termasuk upaya "pemaksaan" negosiasi - negosiasi nasional interest mereka terhadap Indonesia.
Jangan lupakan fakta dihari ini, bahwa Indonesia merupakan bagian dari komunitas masyarakat dunia, dan keadaan dunia dihari ini menunjukkan "realitas yang tidak sedang baik baik saja".. Wajah dunia yang kita saksikan di hari ini, adalah dunia yang sedang mempertontonkan ketegangan, pertunjukkan hegemoni dan pengaruh negara negara berkuasa, tidak jarang deklarasi perang untuk menginvasi suatu negara yang lemah akan dengan mudahnya dilakukan oleh negara negara yang kuat, selain itu perang asimetris melalui infiltrasi ideologi, informasi, ekonomi, juga ikut dimainkan dalam rangka perebutan pengaruh di kawasan.Â
Maka dari itu, pentingnya kesadaran kolektif dan komprehensif untuk memahami keberadaan Indonesia sebagai sebuah entitas negara yang harus memperkuat nasional interestnya, dan juga tidak jarang harus menghadapi gempuran kepentingan nasional negara -negara adidaya dan kuat, yang harus dihadapi dengan mengerahkan seluruh sumber daya negara melalui kepemimpinan nasional yang kuat dan tangguh.Â
Rasa-rasanya Indonesia dihari ini, tidak mengalami kekurangan para manajerial yang hebat (para profesor, ilmuan, praktisi, enginering, enterpreneur/ CEO, politisi, dan angkatan kerja muda yang begitu besar), dimana mereka dapat menjadi tulang punggung pembangunan nasional yang berkelanjutan, namun kehadiran para manajerial hebat tersebut membutuhkan satu komando leadership nasional yang kuat dan terarah, dalam rangka menahkodai kapal besar Republik Indonesia dalam mengarungi perjalanan kebangsaannya.Â
Bapak presiden Republik Indonesia ke 7, Bapak Ir Joko Widodo telah bekerja secara nyata meletakkan pondasi pembangunan dan kemajuan yang kita bisa saksikan dihari ini, demikian halnya peran Bapak SBY Presiden RI ke 6, yang telah pula meletakkan pondasi stabilitas keamanan dan pembangunan nasional pasca krisis multidimensional pada tahun 1998, yang meletakkan pondasi pembangunan yang disempurnakan oleh Bapak Presiden Ir. Joko Widodo. Maka dari itu, semua pencapian etape pembangunan yang telah dicapai selama 20 tahun terakhir, harus terus dijaga dan ditingkatkan kualitasnya.Â
Melihat begitu besarnya pengaruh ketidakseimbangan global "aspek perang dagang, ketegangan kawasan, invasi militer suatu negara, krisis ekonomi, masalah pandemi" yang akan ikut menentukan segala hal yang akan terjadi di dalam mengelola kepentingan nasional di dalam negeri Indonesia (mencapai pembangunan yang berkeadilan dan mensejahterakan), maka kedepannya Indonesia juga harus memiliki Presiden yang tangguh untuk menjaga "api suci" dari tujuan Indonesia merdeka, melalui kepemimpinan nasional yang kuat dan mengayomi.
Sebagai tambahan pelengkap, yang akan mengkristalisasi keyakinan penuh kita terhadap masa depan Indonesia di tangan Prabowo - Gibran adalah hadirnya Wakil Presiden Republik Indonesia termuda di abad milenial ini. Dengan gaya khas seorang anak muda milenial, kita tentunya berharap kebangkitan generasi muda Indonesia yang memiliki karakteristik "generasi yang penuh energi, mimpi dan gairah/passion" akan mendapatkan banyak tempat dalam peran manajerial di fungsi-fungsi strategis negara di masa mendatang.Â