Sebuah fenomena sedang terjadi di belahan dunia lain, saat ini karya seni digital sedang marak diperdagangkan dengan nilai fantastis. The Forever Rose, sebuah gambar mawar mewah digital berhasil dijual senilai satu juta dollar Amerika Serikat pada malam Valentine 2018. Jumlah yang kemudian di sumbangkan kepada lembaga pendidikan komputer di Amerika Serikat tersebut Menunjukan adanya tren baru di pasar seni global. Berbagai nilai fantastis lainya juga berhasil  dicapai seperti lelang gambar digital berjudul Everyday milik beeple berhasil dilelang senilai 69 juta dollar Amerika Serikat di berbagai lelang.
Kini, sejalan dengan bertumbuhnya era digital, karya digital pun mulai di lirik. Para pekerja seni, atlit bahkan klub sepak bola menerbitkan karya digital menggunakan platfrom NFT. Menggunakan teknologi blockchain, NFT atau non fungible Token berhasil menjadi fenomena baru tidak hanya di dunia seni melainkan juga menjadi perbincangan para pakar finansial. Hal tersebut dapat terjadi karena teknologi yang mendasari NFT Â sendiri adalah blockchain. Teknologi tersebut tidak asing ditelinga mengingat mata uang crypto currency seperti Bitcoin dan Etherium juga menggunakan platfrom yang sama.
Nilai transsaksi NFT dalam sepekan saat ini  telah mencapai 8,2 milyar dollar Amerika Serikat dengan penjualam totaol 30juta karya seni digital. Sebuah nilai fantastis yang tentunya menarik berbagai investor maupun trader untuk mendalami  pasar NFT saat ini. Namun demikian, seperti halnya investasi lainnya semua hadir bukan tanpa resiko.Â
Beberapa hari ini media sosial dan berita nasional di ramaikan dengan seorang pemuda berfoto selfie laku jutaan hingga milyaran rupiah. Dari situlah orang mencari tau tentang foto selfie pemuda tersebut. Mungkin tidak lama lagi setelah itu akan banyak orang yang tau.
Nama Ghozali everyday, mahasiswa  semester 7 Fakultas ilmu komputer prodi Animasi D-4 Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang. Putra kedua dari tiga bersaudara pasangan Erna Setyawati dan Heru Kamdani itu pun mengaku kaget karna fotonya laku bahkan viral.
Kalau bicara tentang faktor keberuntungan ya memang tidak akan ada habisnya dalam wawancara beberapa media Ghozali, dia mengatakan bahwa tujuan berfoto selfie bukan untuk sengaja di jual tapi hanya iseng iseng berhadiah ketika menjual NFT foto selfienya.
Ghozali pun tak menyangka akan mendapatkan uang milyaran karena dia mengambil foto selfie selama 5 tahun . Pada awalnya foto selfie itu untuk dijadikan vidio timelapse perubahan dirinya sejak lulus smk 5 semarang pada 2017 lalu. Konsistenya berfoto selfie selama 5 tahun setiap harinya diapresiasi kolektor NFT dan laris di beli. Kolektor NFT  Ghozali everyday termurah dijual 0,28 ETH atau kisaran Rp 13,5 juta. Dengan total 932 koleksi, maka bisbis NFT milik Ghozali bernilai  Rp 12,6 miliar.Â
Ghozali pun mengaku belum bercerita ke orangtuanya soal pendapatannya yang mencapai Rp 1,5 miliar. Dia khawatir orang tuanya binggung cara mendapatkan uang.
Kenapa NFT laku karena NFT memungkinkan pembeli memiliki barang asli dari karya digital tersebut. Tak hanya itu, Â NFT berisi otentifikasi bawaan, yang berfungsi sebagai bukti kepemilikannya. Kolektor menghargai " digital bragging rights" yang melekat pada NFT, lebih dari barang itu sendiri.
Karena itu dari fenomena ini ternyata  apa yang kita kira sepele ternyata mempunyai cerita di balik kesuksesan itu. Banyak orang yang pro dan kontra terhadap kesuksesan Ghozali dan kembali lagi semua tergantung kepada individu masing-masing ingin menanggapi seperti apa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H