Dalam temaram cahya lampu,
ku tatap raut wajahmu yang terpampang dalam selembar kertas tanpa bingkai.
Begitu tajam biji matamu menyiratkan sejuta makna, sejuta tanya...
Teringat saat kau mengajakku menganyam hari-hari,
Walau kau tahu aku masih ingusan, tapi kau tanamkan ilalang dalam batu terjal
Kau sibak tirai-tirai dan membiarkan aku terperangkap di dalamnya
Hingga waktu datang untuk bermain dengan kehidupan
Dan kau pun belum sempat mengecap manis buah yang kau tanam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!