politik yang panas, terdapat seorang pemimpin partai politik yang dikenal sebagai "pembunuh berdarah dingin" di dunia politik. Namanya adalah Mawardikun Solikin.
Di suatu negara yang tengah bergolak dalam suasanaMawardikun adalah seorang politisi ulung yang telah lama berkarir di dunia politik. Namun, reputasinya sebagai "pembunuh berdarah dingin" bukanlah karena tindakan kekerasan fisik, melainkan karena kebijakan-kebijakan politiknya yang sangat tegas dan tanpa ampun terhadap kaderisasi di dalam partai politiknya.
Sebagai pemimpin partai, Mawardikun sangat berfokus pada pencapaian tujuan politiknya, dan ia tidak ragu-ragu untuk mengorbankan kader-kader partainya demi mencapai kekuasaan dan kontrol. Ketika sebagian besar partai politik bersemangat membangun kaderisasi yang kuat, Mawardikun justru lebih memilih untuk merekrut orang-orang yang memiliki potensi untuk membantunya meraih kekuasaan, tanpa peduli pada sejarah atau loyalitas terhadap partai. Ia seringkali menggantikan kader-kader partainya yang telah berjuang bertahun-tahun dengan individu-individu yang dianggapnya lebih strategis.
Akibatnya, partai politik yang dipimpin oleh Mawardikun menjadi semakin terpecah dan kehilangan identitasnya. Para kader yang merasa diabaikan dan terpinggirkan mulai meninggalkan partai tersebut, merasa bahwa partai yang mereka cintai telah dikhianati oleh pemimpin mereka yang kejam.
Sementara Mawardikun terus maju dalam dunia politik dengan kebijakan-kebijakan yang dianggapnya efektif, banyak yang menyebutnya sebagai "pembunuh berdarah dingin" karena pengorbanan kader dan idealisme partai demi ambisi pribadinya. Ia mungkin berhasil meraih kekuasaan, tetapi harga yang dibayarnya adalah kehilangan integritas dan solidaritas di dalam partai politiknya.
Kisah Mawardikun Solikin menjadi pelajaran yang mengingatkan kita tentang pentingnya kaderisasi dan mempertahankan nilai-nilai partai politik di tengah dinamika politik praktis yang keras.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H