Gamelan merupakan salah satu alat musik tradisional jawa yang adiluhung. Alat musik ini sering digunakan pada pentas-pentas kesenian seperti wayang kulit, ketoprak, tari-tari, dll. Namun semakin berkembangnya jaman, gamelan menjadi semakin pudar peminatnya bahkan anak-anak muda cenderung lebih menyukai musik-musik pop modern.Â
Hal ini tentu menjadi masalah karena kurangnya rasa memiliki bagi kaum muda terhadap kesenian yang dimilikinya sendiri. Disini lah yang menjadi masalah utama yaitu bagaimana menghidupkan kesenian di tengah era milenial bagi kaum muda.
Di kecamatan Turi, Kabupaten, Sleman di mana orang-orang muda di Gereja Paroki St. Yohanes Rasul Somohitan menggelar sebuah pentas seni pertunjukan untuk kaum muda yang diselenggarakan pada tahun 2015 lalu. Tujuan utama dari kegiatan tersebut adalah untuk menghidupkan semangat pelayanan orang-orang muda Katolik untuk gereja dan sesama.Â
Namun yang menjadi menarik dari kegiatan ini adalah sebuah perform dari OMK (Orang Muda Katolik) Somohitan di mana mereka menampilkan sebuah kelompok band dengan kombinasi beberapa alat musik gamelan yang mana para penabuhnya juga dari para kaum muda. Mungkin bagi yang tidak biasa, band ini akan terlihat nyeleneh.Â
Namun di saat mereka menyuguhkan beberapa lagu ternyata memang sangat asik di dengar dengan suara khas gamelannya. Sebuah aksi yang terbilang unik karena memang jarang kita menemukan orang-orang muda yang berinisiatif menghidupkan kembali musik gamelan walau dengan campuran alat musik modern.
Pertunjukan ini patut diapresiasi karena dengan penampilan yang mereka bawakan mereka sudah nguri-uri budaya jawi atau orang jawa sering bilang "wong jawa ora ilang jawane". Yang kita ambil dari peristiwa ini bukanlah dari sudut pandang agamanya, tetapi sudut pandang budayanya yang ingin saya bahas. Karena dari sinilah kita bisa melihat keterlibatan kaum muda yang ikut melestarikan budaya melalui band gamelan yang jarang kita temui sekarang ini.Â
Penampilan ini pun juga mendapat pujian dari beberapa warga sekitar yang ikut menyaksikan. Mereka juga sangat menikmati pertunjukan tersebut, terutama mereka yang pernah berkecimpung di kelompok karawitan merasa ada sebuah kerinduan setelah mereka menyaksikan penampilan ini.
Inkulturasi saat ini menjadi penting seperti yang dilakukan oleh rekan-rekan OMK Somohitan ini untuk mengenalkan budaya kepada kaum milenial. Dan inkulturasi pun juga menjadi menarik karena dikemas dengan unsur modern yang sangat cocok dikonsumsi bagi anak-anak milenial sekarang ini. Maka jangan sampai kita kehilangan budaya yang kita miliki karena generasi mudanya yang tidak menjaga dan melestarikan budaya kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H