Mohon tunggu...
Atika Prabandari
Atika Prabandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Jakarta

cita-citaku ngobrol sama nicholas saputra

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keragaman Perspektif Sosiologi: Buah Pikiran Zygmunt Bauman

17 Oktober 2022   23:44 Diperbarui: 17 Oktober 2022   23:47 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Zygmunt Bauman atau yang akrab dikenal Bauman ialah seorang teoritis sekaligus sosiolog asal Polandia yang telah melalui tiga zaman perkembangan sosiologi mulai dari klasik, modern hingga postmodern. Bauman lahir di Poznan, Polandia pada 19 November 1925. Ia yang saat perang dunia kedua berstatus sebagai mayor dalam satuan militer Polandia, pernah melarikan diri ke Rusia saat Nazi mencoba untuk menginvasi negaranya. Namun, Bauman mencoba memberanikan diri untuk keluar dari zona amannya dan menekuni dunia sosial. 

Kemudian di tahun 1968, Bauman akhirnya mendapat gelar profesor Sosiologi sekaligus menjadi pengajar di Universitas Warsawa. Sayangnya, setelah publik mengetahui status ayahnya yang merupakan seorang zionis, Bauman dipecat dari profesinya. Sebagai salah seorang ahli yang menekuni dua perkembangan teori (modern dan postmodern), Bauman sebagai seorang tokoh postmodern memberikan kritik pada protes yang terjadi di seluruh Eropa dan menyarankan adanya perubahan perilaku masyarakat luas secara radikal sebagai solusi atas permasalahan yang ada.

Dalam kritiknya, Bauman mengatakan bahwa modernitas adalah sebuah gejala yang berkaitan dengan kejahatan besar bernama Holocaust. Baginya, terdapat suatu perkembangan dalam masa kelanjutan dari modernitas atau postmodernitas, yakni pergeseran atau perubahan modernitas padat ke modernitas cair. 

Bauman membagikan, bahwa pergeseran dua hal tersebut terjadi dalam konteks adanya perubahan dari beberapa aspek kehidupan seperti bentuk masyarakat dan mental individu di dalamnya. Kita bisa melihat, di era Marx, bentuk masyarakatnya ialah masyarakat yang terkungkung oleh adanya kapitalisme. 

Sementara di era Weber, masyarakat terikat oleh adanya institusi-institusi politis yang saklek. Inilah yang disebut dengan modernitas padat. Di mana masyarakat dipengaruhi oleh hal-hal yang pasti. Namun, dalam kritik yang dikemukakan oleh Bauman, masyarakat telah mengalami perubahan. Masyarakat tidak lagi diikat oleh hal-hal saklek, sebab menurutnya masyarakat hidup dalam banyak ketidakpastian. Bagi Bauman, cara bertindak seorang individu ditentukan oleh cara mereka berinteraksi dalam medianya. 

Kita ambil contoh, dalam kehidupan modern yang proses globalisasinya serba cepat ini, ketika kita membaca sebuah berita/kasus yang menyedihkan di internet atau media sosial hari ini, kita akan merasa sedih. Namun, dua atau tiga hari kemudian, kita membacanya kasus yang sama, mungkin apa yang kita rasakan sudah tidak sedih lagi.

Karena berkembang dalam modernitas yang cair, Bauman kemudian menyimpulkan bahwa masyarakat pascamodern ini hidup dalam kehidupan yang ambivalen atau tidak hanya terpengaruh oleh satu hal khusus, tetapi sangat mungkin dipengaruhi oleh beragam faktor. 

Dalam kritiknya pula, Bauman menyampaikan bahwa fenomena moralitas yang dibawakan oleh para tokoh sosiologi modern, cenderung ditanamkan dengan koersif. 

Padahal melihat dengan kondisi kehidupan yang dapat saja terpengaruh oleh beragam faktor, sudah seharusnya moralitas dinilai sebagai suatu hal yang non rasional dan bersifat aporetik, serta tidak dapat diuniversalkan. Sehingga Bauman mengatakan bahwa, moralitas perlu dijauhkan dari beragam aturan yang koersif dan dikembalikan pada tanggung jawab pribadi tiap individu.

Sebab bagi Bauman, individu perlu bermoral bukan karena ia sedang bersama dengan orang lain (being with others), tetapi lebih jauh dari itu, individu perlu bermoral karena moral digunakan untuk berhubungan dengan orang lain (being for others).

Kemudian dalam kehidupan yang tidak pasti ini, menurut Bauman akan ada dua kelompok yang saling membelakangi, yakni struktur dan antistruktur. Di mana struktur berciri heterogen, tidak setara, dan terpatri pada norma dan aturan-aturan yang tetap, sementara antistruktur ialah kelompok yang sebaliknya. Selanjutnya di antara dua kelompok ini akan muncul kelompok orang asing atau stranger yang selalu menjadi ancaman bagi dua kelompok yang saling mempertahankan prinsip dan pandangan hidupnya ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun