CIVIL SOCIETYÂ
Istilah civil society, yang kini sering diterjemahkan sebagai masyarakat madani atau masyarakat kewargaan, tampaknya semakin penting di dalam wacana politik di Indonesia. Memang harus diakui bahwa pemahaman atas terminologi yang ada saat ini masih akan terus berkembang dan oleh karena itu perbedaan pendapat menjadi tidak bisa dihindari. Â Orang-orang yang tinggal bersama dalam suatu wilayah untuk waktu yang lama, yang terhubung dan berinteraksi dan yang memiliki kebiasaan, tradisi, sikap, dan rasa persatuan yang sama.
Makna dan arti dari civil society itu sendiri beragam dan bervariasi. Civil society diartikan dalam bahasa Indonesia mengandung banyak istilah, dimana istilah yang satu dengan lainnya hampir sama atau lumayan mirip. Istilah itu dicetuskan oleh orang yang berbeda seperti Masyarakat Kewargaan diartikan oleh Franz Magnis Suseno dan M. Ryaas Rasyid, Masyarakat Sipil oleh Mansour Fakih, Masyarakat Madani diartikan oleh M. Dawam Rahardjo, Nurcholis Madjid, dan Anwar Ibrahim.
Sebaliknya, civil society disebut dalam bahasa asing menggunakan beberapa istilah seperti, Societas Civilis diartikan oleh  Cicero, Civitas Etat diartikan oleh Adam Ferguson, Koinonia Politike diartikan oleh Aristoteles, Comonitas Politica, dan Societe Civile diartikan oleh Tocquivile,. Konsep civil society merupakan wacana yang telah melalui proses panjang. Pengertian masyarakat madani atau civil society merupakan konstruksi yang muncul dari sejarah perjuangan bangsa-bangsa Eropa Barat. Artinya, terjadi bersamaan dengan proses modernisasi, terutama ketika terjadi peralihan dari masyarakat feodal ke masyarakat modern.
Penjelasan  civil society menurut para ahli:
- Mahasin (1995) menyatakan bahwa masyarakat madani dalam terjemahan bahasa Inggris masyarakat sipil. Kata masyarakat madani sebenarnya berasal dari kata Latin civitas dei yang berarti kota ilahi, dan Gesellschaft yang berarti masyarakat. Kata sipil akhirnya menjadi kata peradaban, artinya peradaban. Itulah sebabnya kata masyarakat madani dapat diartikan sebagai komunitas penduduk perkotaan, yaitu masyarakat dengan peradaban yang maju.
- Mun'im (1994) mendefinisikan masyarakat madani sebagai seperangkat gagasan etis yang diwujudkan dalam berbagai tatanan sosial, yang terpenting di antaranya adalah upaya menyelaraskan berbagai konflik kepentingan antara individu, masyarakat, dan negara.
- Hefner menyatakan bahwa masyarakat madani adalah masyarakat modern yang bercirikan demokratisasi interaksi dalam masyarakat yang semakin pluralistik dan heterogen. Dalam kondisi demikian, masyarakat diharapkan mampu menata dan meningkatkan kesadaran diri dalam mewujudkan peradaban. Anda akhirnya bisa menang dan berpartisipasi dalam kondisi global yang kompleks, penuh persaingan dan perbedaan.
Ciri-ciri civil society (masyarakat madani) Secara umum ciri masyarakat madani adalah kemandirian, toleransi yang tinggi, partisipasi aktif dalam semua formasi politik, kerjasama sukarela, pengasuhan, pengakuan dan penghormatan terhadap nilai-nilai keadilan dan kejujuran. Keragaman, integritas nasional yang kuat, penghormatan terhadap hak asasi manusia dan supremasi hukum, serta keterbukaan dan transparansi. Dari semua karakteristik tersebut, masyarakat sipil setidaknya memiliki lima poin penting, yaitu sebagai berikut:
- Partisipasi Manusia:
Orang-orang dalam masyarakat sipil tidak sepenuhnya bergantung pada negara, tetapi berusaha untuk meningkatkan kualitas hidup dan diri mereka sendiri.
- Otonom:
Masyarakat madani atau civil society diartikan sebagai masyarakat yang berusaha untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, selalu mengembangkan daya ciptanya untuk mencapai kebahagiaan dan memenuhi syarat hidup yang bebas dan mandiri, namun dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
- Tidak bebas nilai:
 Masyarakat sipil sangat membela nilai-nilai kemanusiaan sehingga tindakannya selalu berada di jalur kebajikan dan umumnya berdampak positif pada (masyarakat).
- Memelihara rasa saling menghargai:
Memelihara rasa saling menghargai, menghormati dan menerima perbedaan, sehingga terpancar indahnya perbedaan yang berbeda dalam kedamaian sosial yang dibangun, yang memperkaya budaya dan menjadi nilai tambah yang positif. Masyarakat sipil harus mendahulukan masalah sebelum adanya perbedaan, agar tidak terjadi konflik antar kelompok yang berbau SARA.
- Terciptanya  badan organisasi yang modern dan rapi:
bertujuan untuk menciptakan hubungan yang stabil antar elemen masyarakat.
Setelah Melihat karakteristik masyarakat madani yang berbeda-beda, maka jelas bahwa masyarakat madani adalah masyarakat demokratis yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia atau hak dan kewajiban manusia. Bila kita melihat kondisi masyarakat dan bangsa Indonesia, ada beberapa prinsip khas yang harus kita perhatikan dalam membangun masyarakat madani di Indonesia. Prinsip-prinsip ini adalah:
- Keanekaragaman budaya Indonesia:
merupakan dasar pengembangan jati diri bangsa dan kebudayaan nasional Indonesia.
- Pentingnya saling pengertian antar anggota masyarakat:
Seperti yang dicatat oleh filsuf Isaiah Berlin, masyarakat tidak perlu hanya mencari persamaan dan kesamaan, yang tidak mudah dicapai. Saling pengertian itu penting dalam masyarakat yang majemuk. Konflik nilai justru merupakan dinamika koeksistensi dalam masyarakat sipil. Konflik nilai tidak selalu berarti kehancuran kehidupan bersama. Dalam masyarakat demokratis, nilai-nilai yang saling bertentangan memperkaya cara pandang setiap anggota.
- Toleransi yang tinggi:
Masyarakat madani Indonesia dengan demikian bukanlah masyarakat yang diciptakan atau dibentuk melalui proses indoktrinasi, melainkan pengetahuan tentang kebhinekaan dan apresiasi terhadap keberadaan kebhinekaan sebagai bagian penting dari pembangunan kebudayaan nasional.
- perwujudan nilai-nilai khas tersebut membutuhkan forum koeksistensi yang bercirikan kepastian hukum. Tanpa kepastian hukum, sifat toleransi dan saling pengertian antar anggota masyarakat tidak dapat terwujud.
Dari beberapa penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa masyarakat Indonesia dikatakan berhasil mencapai kehidupan madani jika:
- Keyakinan dan ketaqwaan yang kokoh.
- Pendidikan yang maksimal (berkualitas).
- Menjadi orang yang berjiwa pancasila.
- Memiliki cita-cita (komitmen) dan keinginan (bersama) untuk sejajar dengan negara maju.
- Membangun kepercayaan diri untuk bersaing.
- Loyalitas kepada bangsa dan negara Indonesia (bahkan partai politik).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H