Mohon tunggu...
Pendidikan

Perkembangan afeksi anak, pentingkah?

30 April 2015   11:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:31 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Saat ini ada banyak orang tua maupun guru yang heran dan menyayangkan atas peristiwa buruk yang dialami oleh anak-anaknya atau siswa-siswanya di sekolah. Semakin banyak anak-anak usia sekolah yang menyandang gelar anak berperilaku tidak baik. Sehingga munculah gagasan pendidikan karakter untuk anak yang diharapkan mampu mengatasi hal tersebut. Namun benarkah semua peristiwa buruk tersebut adalah murni kesalahan anak, atau dibalik itu orang tua, guru, dan masyarakat juga memiliki andil dalam pembentukan afeksi anak.

Pendidikan afektif anak seharusnya sudah mulai diberikan sejak anak masih dini, karena secara teori anak-anak akan melakukan imitasi untuk perbuatan yang dilakukan, maka dalam hal ini keluarga terutama orang tua menjadi tokoh utama di dalam pembentukannya. Memasuki usia sekolah, maka yang berperan dalam pembentukan afeksi anak bukan lagi hanya orang tua di rumah, melainkan guru dan lingkungan sekolah serta masyarakat disekitar anak. Menghadapi anak-anak yang bermasalah di sekolah menjadi hal yang sangat sering dialami oleh guru-guru masa kini. Tak terkecuali guru sekolah dasar. Pertanyaannya adalah, ketika siswa kita mulai menunjukkan perilaku yang salah, apa yang sebaiknya dilakukan oleh guru?

Banyak hal yang terjadi di dunia ini dengan memiliki alasan mendasar mengapa hal tersebut bisa sampai terjadi. Demikian pula yang dialami anak-anak, mereka tentu memiliki alasan mengapa mereka sampai berperilaku demikian. Contohnya siswa yang pendiam di kelas, dia pasti memiliki alasan yang membuat dirinya kesulitan dalam bersosialisasi dengan teman-temanya di kelas. Dan tidak selalu yang menjadi penyebab adalah karena teman-temannya nakal atau tidak mengajaknya bergabung. Bisa jadi penyebabnya justru berasal dari rumah si anak, sehingga anak menjadi pendiam atau bahkan minder untuk bergabung dengan teman-temannya.

Demikian pula ketika ada anak yang sering membuat masalah di kelas, jangan lantas begitu saja kita menegur mereka dan memarahi mereka. Kita perlu mencari sumbernya terlebih dahulu, apa alasan mereka melakukan hal tersebut. Karena kita tidak tahu bagaimana kondisi anak di rumah, maka bisa jadi apa yang dilakukannya di sekolah berawal dari hal yang terjadi di rumahnya. Tidak jarang terjadi kasus yang dilatarbelakangi oleh keluarga yang broken home. Namun banyak pula kasus yang terjadi akibat bergaul dengan orang-orang yang salah ketika di sekolah.

Yang perlu kita ingat, apapun yang terjadi pada anak-anak kita bukanlah sepenuhnya kesalahan anak. Sebagai orang tua atau guru kita memiliki andil dalam pembentukan perilaku anak tersebut. Bisa jadi karena kita yang kurang perhatian, atau justru karena kita berlebihan memberikan perhatian. Sehingga kita tidak bisa begitu saja menyalahkan mereka ketika mereka berperilaku yang tidak baik. Tidak ada anak di dunia ini yang bercita-cita sebagai anak nakal, tidak ada anak yang ingin berbuat tidak baik di dunia ini. Yang mungkin terjadi adalah salahnya pengasuhan serta pendidikan yang diberikan kepadanya. Karena itu, sebagai seorang guru, sebaiknya cobalah untuk mencari penyebab dan alasan yang mendasari anak didik kita berperilaku demikian sebelum kita menyalahkan perilaku mereka bahkan sampai menghukum. Baru setelah itu kita cari solusi terbaik yang akan membantu siswa berubah ke arah yang lebih baik. Dan sebagai orang tua lakukanlah refleksi terhadap diri sendiri terlebih dahulu sebelum kita menyalahkan anak-anak kita ketika mereka berperilaku tidak baik. Apa saja yang selama ini sudah dilakukan pada masa pembentukan perilaku anak. Kemudian perbaiki hal tersebut, tidak ada kata terlambat jika kita mau berubah untuk menjadi lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun