"Sakitku, ibadahku," begitu ucap Intan saat ditanya mengenai motivasinya dalam menghafal Al-Qur'an. Pemilik nama lengkap Intan Nur Imani ini mengidap penyakit autoimun SLE (Lupus) sejak duduk di bangku kelas 2 SMA.
Intan mengaku telah merasakan keajaiban Al-Qur'an sebagai penyembuh. Sehingga selepas lulus SMA Intan memutuskan untuk menjadi penghafal Al-Qur'an.
"Semenjak sakit itu kerasa banget butuhnya sama Allah. Kalau lagi kambuh fokus baca Al-Qur'an dan langsung berangsur hilang sakitnya, dan rasanya jadi nagih pengen terus sama Al-Qur'an," jelas wanita 23 tahun itu.
Sementara itu, orang tua Intan yang memiliki sebidang tanah wakaf berinisiatif mendirikan Rumah Tahfidz. Namanya adalah Rumah Tahfidz Ash-Shaff. Di sana, Intan berperan sebagai pendiri sekaligus pengajar.
"Orang tua intan berpesan untuk mewangikan tempat ini, agar setiap sudutnya ada bejas jejak para penghafal Qur'an. Intan nggak tahu sampai kapan Allah kasih kesempatan, tapi Intan yakin bisa melahirkan generasi Qur'ani agar perjuangan ini terus berlanjut," ungkap Intan.
Intan sudah 2 tahun menjadi guru ngaji di Rumah Tahfidz Ash-Shaff. Banyak santri yang mengaji kepadanya, rata-rata dari mereka adalah anak-anak dari sekitar Rumah Tahfidz.
Ia juga telah membangun asrama yang diperuntukkan bagi santri mukim. Asramanya baru jadi sekitar November 2021 lalu. Dirinya menuturkan bahwa tahun ini Rumah Tahfidznya akan mulai membuka program santri mukim.
Namun, tak jarang penyakitnya kambuh jika ia sudah kelelahan. Meski demikian, motivasi besar Intan untuk bisa mewangikan warga sekitar dan kedua orang tuanya hingga akhirat membuatnya tetap semangat mengajar. []
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H