Mohon tunggu...
PPPA Daarul Quran
PPPA Daarul Quran Mohon Tunggu... Lainnya - Lembaga Amil Zakat Nasional dan Wakaf PPPA Daarul Qur'an

Lembaga yang bergerak pada penghimpunan dan penyaluran donasi untuk pemberdayaan sosial, dakwah dan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dapur Umum Kolaborasi PPPA Daarul Qur'an Bandung dan Warga Penuhi Kebutuhan Makan 3 RW

21 Januari 2021   20:13 Diperbarui: 21 Januari 2021   20:19 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bencana longsor menerpa pemukiman warga di Desa Cihanjuang, Cimanggung, Sumedang pada Sabtu (9/1) lalu. Peristiwa nahas tersebut menyisakan luka dan duka untuk masyarakat sekitar, terlebih bagi mereka yang ditinggalkan oleh keluarga tercintanya. Total sebanyak 40 warga dinyatakan meninggal dunia akibat dari longsor tersebut, sementara warga yang selamat terpaksa diungsikan ke lokasi yang lebih aman.

Untuk memenuhi kebutuhan pangan warga di pengungsian, PPPA Daarul Qur'an Bandung bersama Warga RW 15 Desa Cihanjuang, Cimanggung, Sumedang, membangun dapur umum. Lokasi yang digunakan untuk dapur umum ialah rumah-rumah warga yang tidak terkena dampak longsor.

Dokpri
Dokpri
Imas Rosida (48), salah satu Relawan Posko menceritakan ada tiga lokasi pengungsian yang kebutuhannya disediakan oleh dapur umum. "Dalam satu hari ada tiga RW, RW 15 ada 42 KK, di RW 12 hampir 97 KK, RW 13 itu 25 KK," jelasnya.

Ada yang unik dari dapur umum kolaborasi PPPA Daarul Qur'an Bandung dan Warga RW 15. Biasanya jika dapur umum identik dengan warga yang bahu membahu masak dalam satu tempat, namun di RW 15 ini warga terbiasa dengan masak di lokasi berbeda-beda.

Hal tersebut bukan tanpa alasan, selain karena budaya dan sistem yang sudah dibangun sejak lama, kewajiban seorang istri juga menjadi perhatian para relawan. "Lokasi masaknya terpisah-pisah (di rumah masing-masing). Sistem di kita dari dulu sudah begitu. Jadi ibu-ibu bisa tetap membantu kegiatan, tapi nilai ibadah di rumah juga tetap ada," tutur Imas.

Dokpri
Dokpri
Meskipun lokasi masak yang berbeda, warga yang ikut membantu memasak akan berkumpul di satu lokasi untuk pengemasan makanan yang kemudian disalurkan menuju pengungsian. Cara tersebut dinilai lebih efektif oleh warga dibandingkan dengan memasak di satu tempat berbarengan.

Warga RW 15 sendiri sangat tidak keberatan saat harus menjadi penopang kebutuhan warga yang mengungsi. Dengan adanya dapur umum, warga bisa saling berbagi serta meningkatkan nilai gotong royong antar warga.

"Jika ada acara, atau kejadian seperti ini biasanya kita akan gotong royong membagi tugas. Alhamdulillah disini mah Neng, kalau kata sunda mah teu keeung. Karena  kita semua saling bantu." tutup Imas. []

Oleh: Zantina, PPPA Daarul Qur'an Bandung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun