Menanggapi pendemi Covid-19 di Indonesia, Gerakan Pakai Masker, Bank Danamon Syariah dan Laznas PPPA Daarul Qur'an menggelar Penyuluhan Pakai Masker secara daring pada Rabu (19/8).
Penyuluhan kali ini ditujukan untuk para pengajar dan santri di Pesantren Tahfidz Daarul Qur'an, Pondok Pesantren Ora Aji Sleman, asuhan Gus Miftah, dan 1.000 Rumah Tahfidz Daarul Qur'an.
Dalam kesempatan tersebut, KH. Yusuf Mansur mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan, terlebih dengan mematuhi protokol kesehatan Covid-19 salah satunya mengenakan masker. Bahkan ia pun menerangkan bahwa mematuhi protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19 merupakan bagian dari ibadah.
"Saya sering bilang ke temen-temen bahwa mematuhi protokol kesehatan adalah ibadah yang paling tinggi, hari ini. " ujarnya dalam acara tersebut.
Ia menuturkan, sebelum pandemi Covid-19, mematuhi protokol kesehatan tak dinilai sebagai ibadah. Namun pada saat wabah Covid-19 merebak ke seluruh dunia, mematuhi protokol kesehatan adalah wajib dan bernilai ibadah."Ini ibadah sebelum pandemi nggak muncul nih, tapi begitu pendemi ibadah yang namanya menjaga protokol safety, menjaga protokol kesehatan, ini menjadi ibadah yang utama, penting, nomor satu, 'wajib' malah," ucap Pembina Daarul Qur'an tersebut.
Meski demikian, ia tidak membandingkan ibadah ini dengan ibadah-ibadah lainnya seperti sholat, puasa hingga haji. Namun, ia menjelaskan bahwa dengan mematuhi protokol kesehatan Covid-19 itu artinya menyelamatkan orang lain.
"Tentu kita tidak membandingkan dengan sembarang, dengan rukun Islam misalkan, seperti haji, puasa Ramadan, zakat, atau ibadah sholat lima waktu, tapi sungguh bahwa karena mematuhi protokol safety berarti kita menyelamatkan orang lain, menyelamatkan diri kita dan keluarga, menyelamatkan istri, suami, anak-anak, keturunan, maka nilai dari ibadah," tuturnya.
Lingkungan pesantren memang sempat dikhawatirkan menjadi klaster baru lahirnya bibit pasien Covi-19. Namun pihaknya telah menutup rapat-rapat celah tersebut. Beberapa di antaranya dengan tindakan pencegahan sebelum para santri masuk kembali ke pesantren.
Mereka harus melakukan rapid test dan menyertakan surat keterangan negatif Covid-19 kepada pesantren. Selain itu, proses belajar mengajar pun dimodifikasi agar selaras dengan protokol kesehatan. Misalnya, menjaga jarak, tidak membuat kerumunan hingga membiasakan diri mencuci tangan.
"Saya juga sering ingetin ke santri, dan orang masuk keluar, bahwa betul-betul harus ikuti aturan (protokol kesehatan Covid-19)," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Umum Gerakan Pakai Masker Sigit Pramono mengajak pengurus pondok pesantren untuk secara aktif melakukan edukasi dan sosialisasi kepada para santri agar selalu patuh pada protokol kesehatan, yaitu mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak saat beraktivitas. Karena kegiatan tersebut terbukti dapat menekan 75% penyebaran virus Covid-19.