Suasana sepi dan tenang melingkupi wilayah Desa Cimenyan, Kabupaten Bandung. Desa yang terletak di ketinggian 1.000,00 Mdpl ini didominasi oleh lahan pertanian sayur mayur. Luasnya lahan pertanian juga seiring dengan mayoritas pekerjaan warga Desa Cimenyan sebagai buruh tani. Dalam ketenangan suasana desa, warga banyak berkegiatan di lahannya pada pagi hari sampai sore hari untuk meraup pundi-pundi kehidupan.
Setelah memperoleh hasil panen dari lahannya, warga kemudian menyalurkan sayur mayurnya sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Dalam penyalurannya, mereka harus melewati jalanan yang berkelok-kelok dan menikung tajam dulu. Akses jalan yang menantang ini berpengaruh pada keputusan-keputusan masyarakat terhadap Desa Cimenyan, salah satunya yaitu dalam mengangkut sampah. Tumpukan sampah dan semerbak baunya tersebar di berbagai titik di Desa Cimenyan. Masyarakat lebih memilih membuang dan membakar sampah di lahannya masing-masing. Selain sulitnya akses, masyarakat masih memiliki kesadaran yang rendah dalam memilah sampah berdasarkan jenisnya.
Polemik ini tidak hanya mengganggu lingkungan desa, tetapi juga berkontribusi terhadap perubahan iklim di bumi khususnya Indonesia. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), ada sekitar 18 ton timbunan sampah nasional pada tahun 2023 dan diperburuk 33% (sekitar 6 ton) sampah belum dikelola dengan baik. Sampah menyumbang kontribusi besar dalam emisi gas rumah kaca dengan menyalurkan emisi metana (CH4) dan karbondioksida (CO2).
Untuk menghadapi kondisi tersebut, upaya dilakukan oleh berbagai pihak salah satunya pengadaan program Masyarakat Peduli Sampah oleh Tim Program Penguatan Kapasitas (PPK) Ormawa UKM LEPPIM UPI 2024. Program ini mencakup pemberdayaan dan pendampingan masyarakat Desa Cimenyan dalam mengelola sampah dan revitalisasi TPS3R yang baru diresmikan Juni 2024. Kegiatan pemberdayaan dan pendampingan masyarakat dilaksanakan dalam bentuk edukasi masyarakat tiap RT dan RW dalam memilah sampah, edukasi anak-anak Desa Cimenyan mengenai perubahan iklim serta mitigasinya bertajuk KILAS (Kita Lindungi Alam Sekitar), dan produk setengah jadi dan memiliki nilai ekonomis yang dihasilkan dari sampah.
PPK Ormawa UKM LEPPIM UPI (Tim Pimakslim) menawarkan wawasan yang berharga mengenai keterlibatan lokal dalam upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Hal ini menunjukkan upaya inisiatif Tim Pimakslim dapat berkontribusi secara signifikan terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang terkait dengan iklim, khususnya SDG poin 13 mengenai penanganan perubahan iklim. Desa Cimenyan menunjukkan komitmen terhadap pengurangan dampak perubahan iklim melalui berbagai praktik dan kegiatan lokal. Misalnya, mengelola limbah secara efisien, dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pengurangan jejak karbon. Inisiatif-inisiatif ini membantu komunitas lokal dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, yang sejalan dengan tujuan SDG poin 13 untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim.
Respons masyarakat Desa Cimenyan terhadap program muncul beragam, dari antusias hingga masih ragu-ragu karena adanya kebiasaan baru yang harus dilakukan yaitu memilah sampah di rumah. Namun, pengetahuan masyarakat mengenai jenis sampah sudah hadir meskipun sosialisasi pengelolaannya belum merata. Salah satu warga RT 02 RW 14 Desa Cimenyan, Ibu Tini, menjelaskan bahwa ia baru mendapatkan edukasi pengelolaan sampah dari program Masyarakat Peduli Sampah. “(saya) belum pernah (mendapatkan edukasi), baru sekarang, dengan adanya edukasi ini ya jadi ada tambahan kerjaan di rumah, jadi harus mulai belajar memilah sampah.” Tutur Ibu Tini. Ia juga menyampaikan bahwa kesadaran diri harus tumbuh dalam mengelola sampah setelah mendapatkan edukasi.
Dalam pelaksanaan program, tantangan bermunculan dari segala aspek, salah satunya dari masyarakat. Hal ini disampaikan oleh Supratman Taryana, S.Pd.I., selaku Kepala Desa Cimenyan. “Masyarakat di desa memiliki karakteristik dan adat istiadat yang beragam sehingga tidak mudah untuk menyatukan pandangan dengan cepat,” ujar Pak Supratman. Ia menambahkan bahwa perlu adanya sinergitas antara KPP dengan pihak Tim PPK Ormawa serta bantuan dari Karang Taruna agar masyarakat bisa berada dalam satu visi misi yang sama.
Arah pergerakan masyarakat Desa Cimenyan kini sudah mulai berjalan ke jalur yang lebih baik dari sebelumnya. Tanggung jawab pengelolaan sampah bukan hanya milik TPS, tetapi juga seluruh elemen masyarakat Desa Cimenyan untuk menanggulangi perubahan iklim dan memberikan manfaat keberlanjutan bagi masyarakat dalam segi lingkungan dan ekonomi. (Willy Nur Sabilla, Alzena Nabiilah Zulfar)