Desa Argomulyo, terletak di Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memiliki jumlah penduduk 12.890 jiwa yang tersebar di 14 pedukuhan. Desa ini memiliki berbagai potensi wisata yang menarik, sebagaimana diungkapkan oleh anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) sekaligus perangkat desa setempat saat Tim IMM FAI UMY melakukan observasi. Beberapa potensi wisata tersebut meliputi Museum Soeharto, wisata susur sungai Karst Tubing, Omah Jamu, dan Sanggar Seni Tirto Arum Sari.
Desa Argomulyo memiliki beragam potensi yang bisa dikembangkan menjadi destinasi wisata yang bernilai tinggi. Namun, potensi alam dan sumber daya manusia yang ada di desa ini belum dikelola dengan optimal. Salah satu kendala utama adalah kurangnya pelatihan dan pendampingan dalam pengelolaan aset wisata yang ada.
Pengembangan potensi wisata di Desa Argomulyo membutuhkan perhatian khusus dalam hal manajemen dan pengelolaan sumber daya. Pelatihan yang berkelanjutan dan pendampingan dari pihak-pihak terkait sangat penting untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengelola dan mempromosikan potensi wisata desa. Dengan demikian, Desa Argomulyo bisa menjadi destinasi wisata unggulan yang mampu meningkatkan perekonomian lokal dan kesejahteraan masyarakat.
Desa wisata memiliki peran penting dalam mengembangkan perekonomian lokal melalui pemberdayaan masyarakat. Di Desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, upaya ini diwujudkan melalui pembentukan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang berperan sebagai motor penggerak dalam mengelola dan mempromosikan potensi wisata desa.
Pada workshop yang diadakan pada hari Sabtu, 27 Juli 2024 ini dengan, narasumber dari Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul memaparkan materi mengenai "Pemberdayaan Masyarakat melalui POKDARWIS & DESA WISATA." Workshop ini bertujuan untuk melatih keterampilan anggota Pokdarwis dalam memanfaatkan platform digital untuk strategi pemasaran wisata desa.
Pokdarwis adalah kelompok masyarakat yang memiliki kesadaran dan komitmen untuk mengembangkan potensi wisata lokal. Peran Pokdarwis sangat vital dalam mengidentifikasi potensi wisata, mengelola sumber daya yang ada, mempromosikan destinasi wisata, dan meningkatkan kualitas layanan wisata. Dalam pengembangan desa wisata, Pokdarwis menjadi ujung tombak yang menentukan kesuksesan dan keberlanjutan pengelolaan wisata desa.
Salah satu aspek penting yang dibahas dalam workshop tersebut adalah strategi pemasaran digital. Pokdarwis diajarkan untuk memanfaatkan berbagai platform media sosial seperti Instagram, Facebook, dan Twitter dalam mempromosikan destinasi wisata desa. Dengan memanfaatkan media sosial, informasi mengenai desa wisata dapat tersebar lebih luas dan menarik minat lebih banyak wisatawan. Pembuatan konten yang menarik dan relevan juga menjadi fokus utama, termasuk dalam bentuk teks, gambar, dan video yang mampu membentuk branding desa wisata.
Selain itu, teknik SEO (Search Engine Optimization) juga diperkenalkan untuk meningkatkan visibilitas website desa wisata di mesin pencari. Dengan menerapkan teknik SEO yang tepat, website desa dapat muncul di peringkat atas hasil pencarian, sehingga lebih mudah ditemukan oleh calon wisatawan.
Pembuatan konten digital menjadi bagian penting lainnya dalam workshop ini. Anggota Pokdarwis dilatih untuk memiliki keterampilan dasar dalam fotografi dan videografi, sehingga mampu menghasilkan foto dan video yang menarik untuk promosi. Penulisan konten yang informatif dan menarik untuk website dan media sosial juga diajarkan, serta penggunaan aplikasi desain grafis untuk menciptakan konten visual yang menarik dan estetis.