Sebagai bagian dari upaya mengatasi permasalahan sampah non-organik, PPK Ormawa IMM FEB UMY mengadakan pelatihan kreatif untuk mengubah sampah plastik kresek menjadi kerajinan totebag kepada masyarakat Desa Tirtorahayu. Kegiatan ini merupakan inisiatif untuk mengurangi limbah non-organik sekaligus memberikan keterampilan baru yang bernilai ekonomis bagi masyarakat desa.Â
Dengan dukungan mitra kerajinan, pelatihan dimulai dengan pemaparan mengenai kondisi darurat sampah di Jogja, yang khususnya disebabkan oleh sampah non-organik. Dalam sesi praktik, masyarakat belajar cara membuat totebag dari sampah kresek dengan alat sederhana seperti setrika, gunting, kertas roti, dan benang. Tim pelaksana membagi peserta ke dalam kelompok-kelompok, dimana setiap kelompok didampingi perwakilan tim yang membantu dan memandu dalam proses desain, penyetrikaan, hingga menjahit.
Semangat warga Desa Tirtorahayu terlihat dari antusiasme mereka untuk terlibat dalam setiap tahap proses. Bahkan, mereka saling berkompetisi untuk menjadi yang terbaik dan memperebutkan hadiah. Tidak hanya warga desa yang berpartisipasi, Kepala Desa, tokoh masyarakat, Kepala Dukuh, dan dosen pendamping turut hadir dan mendukung keberlangsungan kegiatan ini.
Harapan dari pelatihan ini adalah agar masyarakat Desa Tirtorahayu dapat terus mengembangkan keterampilan baru ini dan menciptakan peluang ekonomi yang ramah lingkungan. Langkah ini menjadi bukti nyata bahwa dengan kreativitas, sampah yang tadinya dianggap tidak berguna dapat diubah menjadi produk yang bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H