Tim PPK Ormawa HIMFA UMY tahun 2024 menjadikan Desa Hargorejo Sebagai desa binaan pada tahun 2024 ini dikarenakan dianggap sesuai dengan topik yang diusung oleh tim PPK Ormawa mengenai “Desa Sehat” dengan tema “TEROPONG JIWA : Terapi Okupasi Orang dengan Gangguan Jiwa Berbasis Bank Sampah melalui Optimalisasi Kader Kesehatan Desa Hargorejo”.
Berbagai pertimbangan pemilihan Desa Hargorejo menjadi desa binaan dikarenakan berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh Tim PPK Ormawa HIMFA ditemukan banyak sekali permasalahan-permasalahan mengenai kesehatan di Desa Hargorejo terutama mengenai kesehatan jiwa dan kesehatan lingkungan.
Kondisi kesehatan jiwa di Desa Hargorejo ini disampaikan oleh Kader ODGJ Bapak Yusuf Nur Rochman, A.Md.Kep di sela-sela diskusi yang dilaksanakan, pada tanggal 30 Januari 2024 di Puskesmas Kokap 1
“Salah satu permasalahan kesehatan yang saat ini menjadi momok di masyarakat adalah mengenai kesehatan jiwa, di Desa Hargorejo saat ini terdapat 107 pasien ODGJ. Berbagai upaya sudah kami lakukan untuk menangani atau mencegahnya yaitu dengan pembentukan kader ODGJ namun keterbatasan skill yang kami miliki belum mampu untuk menangani kasus kesehatan jiwa di Desa Hargorejo” Kata Yusuf
Tak hanya itu berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh Tim PPK Ormawa HIMFA yang bertemu dengan Kepala Desa Hargorejo Bapak Bhekti Murdayanto S.E yang ditemui pada Kantor Balai Desa Kelurahan Hargorejo mengungkapkan berbagai permasalahan desa salah satunya mengenai kesehatan lingkungan
“Kesadaran masyarakat mengenai lingkungan sangat minim, terutama mengenai sampah. Mungkin dikarenakan lahan pedesaan yang masih sangat luas mereka cenderung membakar sampah mereka tanpa tau dampaknya. Bahkan di desa kami sempat mengalami kebakaran hutan pada musim kemarau dikarenakan ada warga yang membakar daun kering kemudian apinya merembet ke pohon sekitarnya” Kata Bekhti (30/1/2024)
Kondisi ini diperkuat berdasarkan observasi kami lebih lanjut yang dilaksanakan tanggal 30 Juni 2024 kemarin yang langsung menemui salah satu pengurus bank sampah yaitu di Dusun Ngaseman yang mengungkapkan bahwa “Antusias masyarakat terus turun dari tahun ke tahun, apalagi sejak Covid-19 ditambah sejak
berdirinya bank sampah tahun 2014 hingga saat ini tidak ada re-generasi penerus pengelola bank sampah yang menjadikan tidak berkembangnya bank sampah bahkan banyak yang bank sampahnya sudah mati karena pengelolanya sudah tidak ada.” Kata Nada