Mohon tunggu...
PPI Tiongkok
PPI Tiongkok Mohon Tunggu... Lainnya - Berdaya-Berkarya-Bersama

PPI Tiongkok merupakan organisasi mahasiswa, sebuah wadah skala nasional yang menaungi berbagai organisasi pelajar Indonesia di seluruh Tiongkok dengan tujuan untuk mempermudah mahasiswa Indonesia bertukar pikiran secara aktif.

Selanjutnya

Tutup

Money

Ngopi Series 5.0 (Day 2): Trans Nation Opportunity for Building Self-Development

8 Maret 2021   13:33 Diperbarui: 14 Maret 2021   21:49 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis: Alice Pricillya | Sun Yat-Sen University

Pada hari kedua webinar "Ngobrol Seputar Profesi (Ngopi)" series 5.0 yang berlangsung pada tanggal 28 Febuari 2021, obrolan yang dibahas lebih di fokuskan pada topik magang dan membangun karir, baik di tanah air maupun di Tiongkok.

Pembahasan sesi pertama "Internship Starter Pack" dibawakan oleh Rizma Gumilang dari divisi People Operation di Tencent Indonesia. Ketika ditanya mengenai pendapatnya tentang magang, ia mengatakan magang tidaklah bersifat harus, namun pengalaman langsung terkait work culture dan bekerja sama dengan rekan satu tim, serta pemahaman lebih jelas mengenai kemampuan diri sendiri akan sangat membantu di suatu hari kelak. Meski tidak ada larangan, Rizma menganjurkan untuk tidak langsung mulai magang di semester pertama kuliah. Mengapa? "Lebih baik menyesuaikan diri terlebih dahulu dengan kehidupan universitas before getting distracted," jelasnya. Ataupun kalau mau, pastikan memiliki kemampuan time management yang baik agar tidak melalaikan kewajiban utama yaitu menyelesaikan studi. Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa, "Internship is not the only way. You still have other main ways to [increase your] values." Dengan kata lain, pelamar kerja yang memiliki sertifikasi tertentu atau pengalaman berorganisasi (terutama jika organisasi yang diikuti berskala besar dan mempunyai value besar) tidak akan lebih rendah peluangnya untuk diterima oleh sebuah perusahaan dibandingkan rekan yang sudah memiliki pengalaman magang. Pesannya bagi yang ingin magang adalah pastikan untuk mengirimkan email yang baik dan benar saat mengirimkan CV dan cover letter seperti: memberikan perkenalan diri singkat di badan email, memperhatikan PUEBI dan kesalahan redaksionis lainnya, pastikan panjang CV dan cover letter sesuai, dan lampirkan pas foto yang sesuai alias yang profesional.

Sebelum masuk ke sesi ke dua, Edy Panjaitan kembali membawakan piano performance yang tidak kalah mengagumkan dari hari sebelumnya, dengan lagu klasik Polichinelle oleh Rachmaninoff.

Ananta Wijayanti Paramita, yang sedang menjabat sebagai Human Resource, Accounting, and Tax Manager of China Development Bank, memulai dengan membagikan cerita pengalamannya magang di Tiongkok. Kembali audiens diingatkan agar jangan biarkan magang menghindari proses pembelajaran. Dikarenakan banyak yang mengambil template CV dan cover letter dari internet, maka yang bisa dilakukan untuk memastikan CV seseorang menarik adalah dengan mencantumkan pengalaman organisasi dan skills yang berkaitan dengan posisi yang dilamar. Jika telah mendapatkan tawaran lebih dari satu perusahaan, maka yang perlu diingat adalah, "Internship is not all about the money, but you have to see the value of the company." Selain itu, Ananta juga mendukung untuk magang atau bekerja di startup company, karena sizenya yang kecil memungkinkan komunikasi langsung antara pegawai dan employer tingkat tinggi, sehingga bisa belajar lebih banyak hal lagi secara langsung dari senior yang sudah berpengalaman.

Dua sesi selanjutnya yang membahas tentang meniti karir di perusahaan asing dibuka oleh Annisa Dewanti Putri atau yang akrab dipanggil Dewan. Perempuan lulusan jurusan Civil Engineering yang sedang bekerja di China Railway Design Corporation, perusahaan Tiongkok yang terlibat dengan pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung Indonesia, menegaskan pentingnya kemampuan berbahasa dan komunikasi untuk masuk ke perusahaan asing. "Kita menjadi jembatan yang menghubungkan dua sisi, dua budaya yang berbeda," ucapnya. Pasalnya, murid yang memiliki pengalaman bersekolah di Tiongkok sudah terekspos dan dinilai sudah mengerti budaya Tiongkok, belum lagi bisa membantu dalam hal komunikasi antara pegawai Indonesia dan pegawai Tiongkok. "Tapi jangan sampai berat sebelah. Bersikap adaptif bukan berarti mendukung satu budaya diatas budaya lainnya, melainkan harus menjaga sikap netral terhadap kedua budaya." Bagi yang ingin bekerja di perusahaan Tiongkok, Dewan mendorong untuk mencari ataupun meminta email HRD, terutama jika sedang diadakan exhibition fairs. "Kebanyakan dari mereka selalu mencari talenta baru, jadi kirimkan saja CV meski mereka tidak membagikan lowongan pekerjaan."

Berbalik dengan Dewan, Nariza Nancy Gaghana menjabat di posisi Trade Staff di ITPC Shanghai, perusahaan Indonesia yang berada di Tiongkok. "Working in China is very possible," ia yakinkan, tetapi tetap harus memperhatikan beberapa hal. Kenali terlebih dahulu perusahaan yang dituju, mencari tahu dengan jelas departemen mana yang mau dituju, serta apa yang bisa kamu berikan untuk perusahaan tersebut. Pahami job description dari posisi yang ingin dilamar dan sesuaikan target dengan kemampuan diri sendiri. Saat dipanggil untuk melakukan wawancara, berpakaianlah yang sepantasnya untuk menunjukkan sikap profesional dan niat bekerja. Ketika menjawab pertanyaan wawancara, jangan rendahkan diri namun rendahkan hati, dan berhati-hati agar tidak terkesan sombong dan memamerkan diri. Selain mengharumkan nama bangsa melalui prestasi, Nariza juga setuju akan pentingnya peran expatriate dalam mempromosikan perdagangan internasional. "Kita adalah mulutnya langsung, kita adalah promoter lansung produk dua negara, salah satu contohnya adalah saat kita membawakan oleh-oleh batik dari Indonesia ke Tiongkok maupun produk-produk Tiongkok kembali ke tanah air."

Salam Perhimpunan!
PPI Tiongkok 2020-2021
Berdaya, Berkarya, Bersama

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun