Mohon tunggu...
PPI Tiongkok
PPI Tiongkok Mohon Tunggu... Lainnya - Berdaya-Berkarya-Bersama

PPI Tiongkok merupakan organisasi mahasiswa, sebuah wadah skala nasional yang menaungi berbagai organisasi pelajar Indonesia di seluruh Tiongkok dengan tujuan untuk mempermudah mahasiswa Indonesia bertukar pikiran secara aktif.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

In Depth Talks: Millennials Role in Indonesia's Economy

10 November 2020   10:55 Diperbarui: 10 November 2020   11:15 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis: Ayu Fitri Rahmawati | Yangzhou Polytechnic College

30 Oktober 2020, hari ketiga In Depth Talks dilaksanakan. Kali ini mengusung tema "Millennial's Role in Indonesia's Economy". Acara ini terbuka untuk umum yang disiarkan melalui platform RCTI+. 

Pembicara In Depth Talks kali adalah Andrinof Chaniago selaku Wakil Komensaris Utama Bank Mandiri dan Dosen Departemen Ilmu Politik FISIP UI, Jerry Sambuaga selaku Wakil Menteri Perdagangan RI, Gatot S. Dewa Broto sebagai Sekretaris Kemenpora, serta Wisnu Bawa Tarunajaya selaku Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI. 

Acara dibuka dengan sapaan hangat dari Velita Griselda Stamber selaku moderator. Pembicara pertama Bapak Andrinof Chaniago langsung diberi pertanyaan "Menurut sudut pandang bapak, bagaimana melihat millennial sekarang ini?"

"Kalau cirinya masih sama, seperti lincah, dinamis, kreatif, mencari sesuatu yang baru terus," ujar Bapak Andrinof. Kemudian beliau menjelaskan bahwa menjadi insightful itu penting sekali. "Menjadi orang yang punya wawasan sebagai bekal untuk membuat pilihan-pilihan yang tepat, karena dunia semakin kompleks. 

Serta bonus demografis itu diksi bonusnya lebih banyak negatifnya karna bukan gaji atau pun penghasilan tambahan. Karena usia produktif 10 tahun ke depan lebih banyak lalu konsekuensi tingkat persaingan lebih tinggi. 

Untuk menghadapi bonus demografi itu kita harus change mindset, berorientasi ke depan, harus paham ilmu yang dinamis contohnya kewirausahaan. Jangan sampai bonus demografi itu menjadi bencana."

Pembicara kedua, Bapak Jerry Sambuaga, menjelaskan bahwa surplus neraca perdagangan Januari-September 2020 telah melampaui surplus neraca perdagangan Indonesia untuk keseluruhan tahun 2017. Terkait dengan keadaan pandemi COVID-19 saat ini, memiliki dampak yang sangat besar dalam perdagangan global dan nasional. 

Berikut tantangan perdagangan selama dan pasca COVID-19:

  1. Perubahan perilaku konsumen dan pola perdagangan global 
  2. Proteksionisme perdagangan dan meningkatnya hambatan perdagangan 
  3. Kerjasama perdagangan antar negara di dunia 
  4. Potensi defisit dan resesi ekonomi  

Namun pandemi COVID-19 juga telah menciptakan peluang di tengah krisis, di antaranya:

  1. Pertumbuhan nilai perdagangan produk potensi baru. Mulai pada tahun 2018, produk-produk yang mengalami peningkatan permintaan dunia adalah produk farmasi, peralatan medis, logam mulia, perhiasan, alas kaki, biodiesel, dan makanan olahan. 
  2. Relokasi pusat-pusat industri dan investasi global. Perusahaan-perusahaan multinasional berusaha keluar dari Tiongkok untuk memperkuat supply chain di tengah ketegangan antara Tiongkok -- Amerika. 
  3. Transformasi digital dan perkembangan ekonomi yang kian masif. 
  4. Pemanfaatan potensi pasar kawasan potensial.      

"Selama pandemi berlangsung, Kementerian Perdagangan telah melakukan berbagai langkah strategis dan evaluasi secara berkala, UMKM agar tetap dapat bertahan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun