Teknologi Pendidikan  FIP UNESA
Dewi Nurmalasari Mahasiswa Program Doktor ÂDosen Pembimbing: Prof. Dr. Mustaji, M.Pd (UNESA)
Kompasiana.com. "Gen Z", apa yang ada di pikiran Anda ketika mendengar kata Gen Z? Pastinya terbayang tentang  generasi yang terlahir di era kemajuan teknologi yaitu Generasi Z. Generasi yang lahir antara tahun 1997 sampai tahun 2012 kisaran usia mereka adalah 13 sd 28 tahun pada tahun 2025. Generasi yang tak bisa lepas dari teknologi dan internet. (Darta, 2022)
Perkembangan teknologi sangat pesat, diikuti dengan arus informasi yang membanjiri berada media sosial sangat mempengaruhi karakter Gen Z. Mereka mendapatkan informasi tentang berbagai hal dan bahkan berkomunikasi dan interaksi sosialnya melalui gadged yang ada digenggamannya dengan mengandalkan internet. Hampir semua seperti itu, generassi yang terlahir dari kalangan atas, menengah maupun kalangan bawah jarang yang tidak memiliki gadged atau smartphone. Mereka yang tinggal di kota maupun di desa sama-sama mengandalkan internet dan gadged untuk menggali informasi dan keperluan kesehariannya. (Hastini et al., 2020)
Bagaimana karakter "Gen" tersebut? Buku karya Elizabet T. Santosa yang berjudul "Raising Children In Digital Era" Â dalam artikel (Adityara et al., 2019) menjelaskan tentang karakter yang dimiliki oleh Gen Z anatara Lain: memiliki ambisi yang kuat untuk menuju sukses, menyukai hal yang instan, cinta pada kebebasan, sangat percaya diri, menyukai hal-hal yang detil, keinginan untuk mendapatkan pengakuan sangat kuat dan menguasai digital teknologi informasi. Mereka segala kepentingannya tidak bisa terlepas dari internet.
Perlu diketahui bahwa proporsi jumlah penduduk Indonesia berdasarkan generasi yang diluncurkan Badan Pusat Statistik hasil sensus tahun 2020 yang diolah oleh Litbang Kompas.id menyatakan porsi generasi sbb: Pre-Boomer usia lebih dari 74 tahun 1,87%. Baby Boomer usia antara 56-74 tahun 11, 56%. Gen X usia antara 40-55 tahun 21,88%. Generasi Milinial usia antara 24-39 tahun 25,87%. Gen Z usia antara 8-23 tahun 27,94%. Post Gen Z usia kurang dari 8 tahun 10,88%. (Harmadi Sonny Harry B, 2022) Jika dilihat dari komposisinya Gen Z angkanya paling besar yaitu 27.94%, sebagian besar adalah usia sekolah. Menyiapkan generasi yang cukup besar jumlahnya bukan masalah mudah. Fokus masalahnya adalah bagaimana memberikan arah pendidikan pada generasi? Dimana pendidikan  merupakan proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik sesuai dengan tujuan pendidikan nasional itu yang menjadi hal yang penting.
Sebelum menentukan arah pastinya diperlukan memahami karakter Gen Z Â itu seperti apa. Bagi praktisi pendidikan mutrak membutuhkan informasi karakter generasi ini. Tujuanya untuk mengarahkan karakter yang dimiliki oleh Gen Z untuk menyiapkan mereka sesuai dengan kebutuhan sumber daya manusia dan dapat menghadapi tantangan masa depan dengan tangguh. Tidak dipungkiri Gen Z memiliki kelemahan-kelemahan antara lain: sulit bersosialisasi di kehidupan nyata, cenderung individualitis, sering tidak fokus, kurang menghargai proses, segala sesuatu menyukai yang instan, lemah dalam berkomunikasi. Mendasar dari keunggulan dan kelemahan Gen Z menjadi tantangan dalam mendidik gerenasi tersebut berdaya dan berkarakter. (Darta, 2022)
Kemajuan zaman di era globalisasi  teknologi dan informasi tak bisa dibendung. Dampaknya sangat luas di berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan. Sisi positif teknologi dan digitalisasi sangat mendukung proses pembelajaran memajukan ilmu pengetahuan dalam mempersiapkan Gen Z. Karena gen Z ini adalah generasi yang paling melek teknologi. Era dimana tidak hanya literasi dasar saja yang dibutuhkan, namun kemampuan berpikir kritis, kemampuan menyelesaikan masalah, kemampuan berkomunikasi dan berkolaborasi sangat dibutuhkan. (Alfikri, 2023)
(Darta, 2022) dalam artikelnya menyampaikan gagasan bagaimana menyiapkan Gen Z menuju masa depan yang baik, beliau menawarkan beberapa gagasannya antara lain: Â Kenali karakter dari sisi baik sebagai kelebihan dan buruk sebagai kelemahan dari karakter gen Z. Dari karakter yang dikenali dan dipahami dalam proses pembelajaran akan lebih pas jika menggunakan metode pembelajaran yang inovatif kreatif dan bervariasi. Manfaatkan teknologi yang tepat untuk menyampaikan materi dan menyelesaikan masalah. Mengingat gen Z adalah generasi yang menyukai medsos gunakan media sosial tersebut pada proses pembelajaran untuk mencapai kopetensi tertentu. Bisa juga menggunakan rasa ketika hadir di kelas, menjadi guru yang dirindukan kehadirannya karena fasilitator dan mentor yang empati pada peserta didik. Guru bukan satu-satunya sumber belajar, berikan kebebasan peserta didik dalam mencari sumber informasi dalam belajar namun tetap dalam bimbingan guru. Proses belajar mengajar guru membuka tema atau materi dengan melontarkan pertanyaan pada peserta didik berupa pertanyaan terbuka. Sehingga dapat mengasah kemampuan berpikir kritis. Gagasan ini sepertinya rumit, namun jika dijalankan dengan suka cita tidak ada yang tidak bisa. Tergantung pada persona guru masing-masing.
Pembelajaran dalam mengembangkan pengetahuan menyesuaikan dengan kondisi dan situasi Gen Z saat ini. Tip dan trik yang disampaikan di atas sangat efektif dan efisien untuk menyiapkan generasi tersebut. Perubahan ini tentunya perlu disertai dengan penyiapan sumber daya manusia, sarana prasarana, cara, strategi sehingga mampu meningkatkan kinerja dan hasil kerja. Guru yang menjadi garda terdepan untuk menyiapkan Gen Z menuju masa depan, dan pendidikan dari keluarga juga sangat menentukan. Harapannya Gen Z inilah yang digadang-gadang menjadi generasi emas di masa mendatang.
Â