Sebelumnya, berita tentang KPK-Polri tidak pernah menarik perhatian saya untuk mengikuti alur ceritanya. Buat saya hal seperti itu (politik-red) hanya membuat capek otak dan dongkol di hati saja, walaupun itu terjadi di negeri saya sendiri, Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sampai akhirnya saya iseng-iseng membuka situs kompas.com pagi ini dan melihat headline kompas yang cukup mengundang kedua bola mata saya untuk kemudian memberi isyarat kepada otak untuk membuka tautannya lewat sentuhan halus di mouse saya:
"Skenario" untuk Jerat Antasari
[caption id="attachment_331" align="aligncenter" width="300" caption=""Skenario" jerat Antasari"][/caption] Terpampang dengan sangat jelas di bagian awal pemberitaan, inti berita yang pasti bakal membuat citra suatu lembaga menjadi semakin "buruk" saja di mata masyarakat.
JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Wiliardi Wizar mengaku, berita acara pemeriksaan dirinya dikondisikan. Keterangan dalam BAP itu disamakan dengan keterangan dalam BAP tersangka lain, Sigit Haryo Wibisono, dengan sasaran menjerat Antasari Azhar.
Padahal, sebelum saya akhirnya menulis postingan ini, saya berencana membuat sebuah tulisan tentang "apakah kesalahan beberapa oknum saja dapat mengganggu keutuhan citra sebuah lembaga?" setelah melihat kasus KPK-Polri dengan Bibit-Chandra dan Anggodo-nya, dan pemuda alay tengil ini. Apakah sebegitu mengerikannya kata-kata seseorang (baik yang terucap dan tertulis)? Saya tidak menyangka penundaan waktu untuk menuliskannya, membawa saya ke headline kompas berbahasa inggris: Williardi's Shocking Revelation, yang mengingatkan saya tentang sebuah lagu dari Album Muse "Blackholes and Revelations" yaitu "Supermassive Black Hole" yang bercerita tentang teori konspirasi yang berubah menjadi kata "skenario" (dengan tanda kutip) dalam pemberitaan di atas. Jadi, Apakah Rekayasa dan Konspirasi untuk menjatuhkan nama seseorang (dalam kasus ini adalah Antasari Azhar, atau Bibit-Chandra) sedemikian mengerikannya? Anda sendiri yang dapat menilainya. Salam. source: - kompas.com, - blontankpoer - kecakot andy, - oprek-oprek
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H