[caption caption="Bisul di punggung (dokumentasi pribadi)"][/caption]
"Saya demam, linu seluruh badan, dada kanan agak sesak, dok. Ada kencing manis sudah 2 tahun,dok."Keluhan nenek usia 60-an tahun.
Suhu badannya hampir 38 derajad celcius dan tampak letak paksa, lengan kanannya agak dimundurkan ke belakang dan punggung kanan tidak bersender di sandaran kursi.
"Punggungnya sakit, nek? Ini gulanya diatas 500 dan nenek demam. Ada luka?" Tanya saya. Biasanya, pasien diabetes dengan demam ada koreng, luka terinfeksi atau bisul entah dimana.
"Punggung saya ada bisul,dok. Tadinya cuma gatal seminggu lalu saya garuk, muncul bintil sebesar kacang hijau yang ada 'matanya', sekarang sebesar mangkok." Si nenek pun agak malu-malu membuka baju belakangnya dan tampak bisul menonjol kemerahan besar diameter sekitar 10 senti meter.
"Ini infeksi berat dan harus dirawat, nek. Kuku ibu hitam dan mungkin banyak sisa tanah, waktu menggaruk mungkin jadi infeksi." Kata saya.
Akhirnya si nenek dirawat, dan ditangani dua dokter spesialis, penyakit dalam dan bedah. Mahal? Tenang, si nenek ada BPJS dan indikasi masuknya jelas.
Nah, bagi penderita diabetes, jangan sembarangan menggaruk dan jaga kuku tangannya jangan terlalu panjang dan kotor. Karena kalau gatal digaruk jadi lecet, setelah kuman masuk akan terjadi perkembangan bisul yang cepat sekali.
Dan kalau ada infeksi begini, gula darah cenderung lebih meningkat. Si nenek ini seminggu lalu mengaku kadar gulanya tidak sampai 300, saat dirawat malah diatas 500.
Sekali lagi, pasien diabetes atau yang tidak diabetes, sebaiknya memotong kuku pendek saja 3 milimeter dan jaga kebersihannya, lalu kalau gatal di tempat yang susah dibersihkan seperti punggung, garuknya pakai alat yang lembut saja, seperti handuk dengan bahan halus.
Semoga bermanfaat!