Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

"Setiap Menyusui, Napas Saya Makin Sesak, Dok"

14 Februari 2017   00:18 Diperbarui: 15 Februari 2017   20:23 3258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi/Kompasiana (Shutterstock)

"... Kalau tidak sedang menyusui, biasanya napas saya lebih ringan... apalagi bayi saya menyusunya kuat sekali. Saya jadi tidak kuat dan kembali ke rumah sakit...,"kata ibu yang baru operasi melahirkan seminggu sebelumnya karena gagal jantung.

Usianya dua puluhan akhir dan karena sesak napas dan tidak mungkin mengedan, diputuskan melahirkan melalui operasi sesar. Setelah operasi sempat dirawat beberapa hari di ICU (intensive care unit), diberi obat penguat jantung, pelancar buang air kecil dan obat darah tinggi. Kondisinya membaik pada hari kelima hingga keenam perawatan dan diperbolehkan pulang dengan membawa obat seminggu.

Tetapi baru tiga hari di rumah, si ibu sesak hebat lagi dan kembali dirawat di rumah sakit. Obatnya masih ada. Ternyata di rumahnya si ibu ini dengan penuh pengabdian langsung mengurusi anaknya dengan telaten, memandikan, menyusui, menggendong dan mungkin saja mencuci pakaian si bayi seperti ibu-ibu yang baru melahirkan lainnya yang tidak ada penyakit jantungnya. Hasilnya si ibu muda ini "menyerah".

"Target kita, Bu, membuang cairan di tubuh Ibu kurang lebih 10 liter sampai kaki ibu tidak bengkak lagi. Nah, sesudah pulang, sebaiknya jangan banyak aktivitas dahulu, mencuci, memandikan bayi, memasak, apalagi menyapu dan mengepel lantai. Bahkan, menyusui pun jangan dahulu karena energi yang terkuras saat menyusui mempengaruhi kerja jantung," anjuran saya.

"Baiklah, Dok. Kalau memang harus begitu, kami akan perhatikan.... Kalau sudah gejala jantungnya berkurang, boleh menyusui lagi, Dok?" tanya nenek si bayi.

"Boleh dicoba kalau kaki si ibu tidak bengkak lagi. Tetapi sebaiknya saat ibu ini menyusui anaknya, ada yang tetap mengawasi mereka. Karena kalau ada serangan jantung mendadak, bukan tidak mungkin ibu bayi ini tergeletak dan tubuhnya menimpa bayinya yang sedang disusui dan bisa saja akibatnya fatal," kata saya.

sumber: https://tribwxin.files.wordpress.com/
sumber: https://tribwxin.files.wordpress.com/
Akhirnya setelah dua hari si ibu bisa lepas oksigen dan memang kurang lebih cairan yang keluar dari kateter urinenya lebih 10 liter, si Ibu diperbolehkan pulang dengan nasihat.

Penyakit seperti ini diagnosisnya Postpartum Heart Disease, dapat terjadi beberapa bulan sebelum melahirkan sampai beberapa bulan sesudah melahirkan. Biasanya tidak ada riwayat sakit jantung sebelum hamil dan kalau dironsen jantungnya membesar. Sesudah 6 bulan pasca melahirkan, bila tidak ada komplikasi, jantungnya bisa saja kembali normal walaupun bisa juga menetap gangguannya. Diduga hal ini terjadi karena gangguan keseimbangan hormonal ibu-ibu hamil. Ada juga sebagian ahli berpendapat ini adalah masalah imunologi yang mirip autoimun.

Yang perlu diperhatikan, sesudah melahirkan dan ada gagal jantung seperti ini, pekerjaan yang dianggap biasa seperti menyusui pun harus dilakukan dengan pengawasan ketat. Mengapa? Karena kalau ada serangan dan si ibu tidak sadarkan diri, si bayi pun bisa tidak bernapas tertekan hidung dan mulutnya oleh susu si ibu yang tersungkur ke arah depan. Maka, kalau mau mencoba menyusui pun harus diawasi oleh suami atau nenek si bayi.

Selanjutnya, bila sudah berhasil melewati episode gagal jantung ini, si ibu disarankan menjarangkan kehamilan selanjutnya dan bila perlu tidak hamil lagi untuk mencegah serangan jantung serupa atau yang lebih parah komplikasinya.

Semoga bermanfaat!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun