[caption caption="Kolaborasi Rio Siddik, Kunto Aji dan Sammy (dokumentasi pribadi)"][/caption]
Siapa tidak kenal sama Sammy Simorangkir? Mantan vokalis Band Kerispatih itu saat ini sudah sukses menjadi solois dengan album terbarunya yang jauh lebih populer daripada mantan bandnya. Suaranya yang bercengkok meliuk-liuk sangat khas dan bisa membuat histeris wanita yang memang berniat histeris (ya, jelaslah). Bisa lihat liputan saya ini:
Bagaimana dengan Kunto Aji? Setahun terakhir dia sukses dengan albumnya yang beberapa lagunya ditulisnya sendiri yang terinspirasi kehidupan sehari-hari, misalnya 'Sudah Terlalu Lama Sendiri' yang sangat menyentil para jomblo kronis yang menonton pementasannya malam itu atau lagu 'Akhir Bulan' yang menyindir anak kos yang akrab dengan mi instan saat uang saku menipis. Dapat dilihat di video di bawah ini.
Namun acara 'Quality time' yang diadakan malam minggu 3 September ini, dimana saya dan istri tercinta memutuskan pacaran lagi tanpa anak-anak sesekali, menghadirkan seniman terompet yang bisa menyanyi, Rio Siddik, yang sangat terkenal di manca negara karena sering manggung di Bali, lalu ditanggap di Australia, Eropa, Afrika dan Amerika latin. Dia malah pernah kolaborasi dengan pemain jazz mancanegara seperti Incognito dan Maurice Brown.
Gaya panggung Rio Siddik malah lebih heboh dari Sammy dan Kunto Aji, karena memang lebih banyak main panggung di cafe-cafe Bali dan jarang tampil di televisi nasional atau video klip. Aksi panggung Rio Siddik dapat dilihat di saat nyanyi dan saat main terompet seperti di bawah ini:
Dia juga asyik kalau berkolaberasi dengan Kunto Aji dalam lagu dengan tema ngejomblo berikut ini:
Lalu, saat ketiga seniman ganteng ini diminta panitia bertiga 'nge-jam' bareng diatas panggung yang sangat interaktif dengan penonton, panggung yang nyaris tanpa batas dengan pemusiknya, terlihat kelucuan saat Sammy Simorangkir dengan lagu-lagunya yang ngepop dan 'mellow' harus mengikuti gaya seniman lainnya yang rada 'jazzy'. Kelabakankah Sammy?
Ternyata tidak, dia 'enjoy' saja dan mampu juga berkolaberasi dengan segala kelucuannya. Bahkan dia ikut-ikutan bermain 'pim-pim-pom-pa-pimpa' ala musisi jazz, untuk menunjukkan dia pun mampu beradaptasi dengan musik yang rada-rada sulit itu.
Akhirnya, pementasan dengan kurang lebih 15 lagu itu, berakhir dengan sangat memuaskan. Penonton tidak henti-hentinya bertepuk tangan, foto 'welfie' bareng idola-idolanya, karena para pemusik berjalan-jalan tepat di samping mereka dan sangat akrab menyapa. Nilai 'quality time' yang menjadi tema sangat terasa di acara ini.
[caption caption="duduk paling depan (dokumentasi pribadi)"]
Kami pulang dengan senyum bahagia dan istri tercinta pun tidak keberatan diajak nonton pementasan bernuansa 'outdoor' sedemikian, karena tidak terlalu terasa bau rokoknya (kalau pertunjukan 'indoor' yang bau rokoknya terasa banget, nyonya gak suka). Nanti Oktober katanya di Palembang akan ada pementasan seperti ini lagi dengan penyanyi yang berbeda. Palembang ternyata mulai digemari oleh penyanyi nasional untuk manggung, tetapi kapan penyanyi Palembang bisa nampil di nasional ya? Apa aku harus mulai belajar nyanyi juga?